Inilah sejumlah faktor yang bikin harga minyak Brent anjlok ke bawah US$ 60



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak dunia kembali melorot tajam pada transaksi Kamis (15/8), ke bawah level US$ 60 per barel. Padahal, pada sesi sebelumnya, harga minyak sudah anjlok 3% akibat memuncaknya kecemasan akan resesi global dan peningkatan cadangan minyak AS yang mengejutkan. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejumlah sinyal resesi muncul ke permukaan satu per satu. Salah satunya, terjadinya kurva terbalik surat utang AS pada Rabu kemarin untuk kali pertama sejak 2007. Kondisi itulah yang membuat permintaan minyak melemah. 

Baca Juga: Tren konsolidasi rebound, harga minyak sulit tembus US$ 70 per barel di 2019


Data Reuters menunjukkan, harga minyak Brent mencatatkan penurunan 20 sen menjadi US$ 59,28 per barel pada pukul 08.40 waktu London. Sementara, harga minyak mentah AS turun 11 sen menjadi US$ 55,12 per barel. 

"Market menjadi sangat cemas mengenai pertumbuhan ekonomi global," jelas Tamas Varga, broker minyak PVM. 

Kendati demikian, harga minyak Brent masih naik 10% sepanjang tahun ini akibat pemangkasan suplai minyak yang dipimpin oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries dan aliansinya, termasuk Rusia. Trader memprediksi, Arab Saudi -yang notabene merupakan eksportir minyak terbesar dunia- masih akan mengurangi tingkat produksi lebih jauh lagi. 

Baca Juga: Nasib harga minya bergantung pada keputusan OPEC dan perkembangan dagang AS-China

Namun sayangnya, upaya OPEC dan produsen minyak lainnya tak berhasil. Sebab, di saat yang bersamaan, muncul kecemasan akan pertumbuhan ekonomi global di tengah sengketa perdagangan antara Amerika dengan China. Belum lagi muncul sentimen lain seperti ketidakpastian Brexit dan kenaikan cadangan minyak AS. 

"Risiko akan terjadinya resesi masih menjadi fokus," jelas analis JBC Energy dalam laporan yang dirilis hari ini. 

Baca Juga: Adu otot OPEC dan AS soal produksi sebabkan harga minyak flukluatif

Informasi tambahan saja, data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, cadangan minyak mentah AS naik sebesar 1,6 juta barel pada pekan lalu. Sementara, analis memprediksi adanya penurunan sebanyak 2,8 juta barel.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie