Inilah sentimen penggerak IHSG pekan ini dan pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terakhir turun tipis 0,10% ke level 6.012,35. Meski sepekan turun tipis, IHSG menguat 0,26% pada Jumat (23/11). Asing mencatatkan beli bersih Rp 1,74 triliun selama sepekan dan net sell Rp 139,43 miliar di hari ini..

Liza Camelia Suryananta, Analis Henan Putihrai mengatakan, sentimen penggerak IHSG selama sepekan terakhir didorong oleh pemberitaan media terkait pengumuman yang dilakukan oleh Menteri keuangan Sri Mulyani, soal pembelian rumah di atas Rp 20 miliar yang tidak terkena PPnBM, hal ini mendorong saham properti juga ikut bergairah.

Liza menambahkan, pada sepekan terakhir saham konstruksi juga mendominasi pasar. Hal ini karena rupiah yang kembali menguat terhadap dollar AS, "Seperti waktu itu Pak Jokowi bilang, stop dulu pembangunan infrastruktur yang tidak penting saat dollar AS sedang menguat," kata Liza di gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (23/11).


Namun dengan menguatnya dollar seperti saat ini, kemungkinan besar menurut Liza pembangunan kembali dilanjutkan, sehingga wajar jika pada sepekan terakhir investor melirik saham-saham konstruksi. Belum lagi sentimen akhir tahun yang biasanya menguntungkan sektor ini.

Liza menambahkan, saham-saham sektor perbankan juga mempengaruhi pergerakan IHSG sepekan terakhir. Menurut dia, hal ini wajar karena biasanya jika pasar membaik, investor akan menyasar saham-saham perbankan.

"Minggu depan harapan ke window dressing," imbuh Liza. Selain windows dressing, Liza memprediksi, pergerakan IHSG pekan depan akan dipengaruhi oleh penantian investor pada rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve. Namun, dia memprediksi IHSG akan berada di level 5.923-6.054

Valdy Kurniawan, Analis Phintacro Sekuritas menganggap bahwa selama sepekan terakhir sebenarnya tidak ada sentimen khusus yang mempengaruhi pergerakan IHSG, baik data domestik maupun eksternal. Menurut Valdy, yang menjadi sentimen penggerak IHSG pekan depan adalah sejumlah data ekonomi yang akan dirilis.

"Dari dalam negeri ada data inflasi yang diperkirakan di bawah 3,5% (yoy) hingga akhir tahun nanti. Dari eksternal akan ada data pertumbuhan ekonomi AS yang diikuti dengan pernyataan kepala The Fed," kata Valdy.

Kendati demikian, Valdy meramalkan tidak ada pernyataan yang mengejutkan dari Gubernur The Fed terkait ekspektasi kenaikan suku bunga keempat tahun ini, pada rapat Desember mendatang. Jika semua sesuai ramalannya, dia memprediksi IHSG kembali berpeluang menguji 6.000-6.050 pada pekan depan.

Adapun sektor yang menarik dicermati menurut Valdy adalah sektor perbankan, properti, dan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati