Inilah strategi Semen Gresik dalam menjual semen



JAKARTA. Permintaan semen di Indonesia diperkirakan akan semakin kokoh. Hal ini didorong pertumbuhan ekonomi yang kondusif, sehingga pembangunan sektor properti bertambah.

Selain sektor properti, kenaikan permintaan semen dipicu oleh beragam proyek pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Peluang pasar semen inilah yang diintip oleh produsen semen. Bahkan, perusahaan semen asing melihat peluang ini, seperti Siam Cement Group (SCG) asal Thailand dan Anhui Conch Cement Company Ltd asal China.


Menghadapi serangan perusahaan semen asing itu, PT Semen Gresik Tbk (SG) mulai atur strategi agar pasarnya tak menyusut.

"Senjata utama kami adalah meningkatkan produksi," ujar Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk, Dwi Soetjipto, kepada KONTAN, Kamis (10/5).

Agar produksi bisa digenjot, SG fokus untuk menyelesaikan pembangunan dua pabrik miliknya, yaitu Tuban IV yang di Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan Tonasa V, yang terletak di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Dwi mengatakan, pabrik Tuban IV akan diresmikan akhir Mei 2012 ini. Sementara pabrik Tonasa V diperkirakan beroperasi kuartal III 2012. Dua pabrik ini masing-masing mampu memproduksi semen sebanyak tiga juta ton.

Sekadar catatan, kapasitas produksi SG saat ini sudah mencapai 20 juta ton per tahun. Dengan adanya dua pabrik baru ini, kapasitas produksi SG akan meningkat hingga 26 juta ton per tahun.

Selain itu, perseroan juga sedang mengerjakan proyek pembangkit listrik di Pangkep Sulawesi Selatan, dengan kapasitas listrik 2x35 Mega watt, yang diperkirakan selesai semester II tahun 2012.

Di samping itu, bidang usaha distribusi juga ditingkatkan. SG akan menyelesaikan pembangunan tiga packing plant di Dumai, Ciwandan dan Banyuwangi. Hingga akhir 2011, SG telah mengoperasikan 19 unit packing plant.

Sampai dengan 2016, perusahaan merencanakan penambahan 13 unit lagi. Tujuannya adalah, efisiensi biaya transportasi, distribusi dan pengantongan serta menjamin kontinuitas pasokan.

Untuk melancarkan pengembangan proyek tersebut, SG menganggarkan belanja modal alias senilai Rp 5 triliun. Dwi mengatakan dana capex itu dipenuhi dari kas internal perusahaan.

Tahun ini, SG berencana menambah satu atau dua pabrik baru. "Kami akan minta izin pemegang saham untuk pembangunan itu," ujar Dwi. sehingga hingga tahun 2015 ada penambahan kapasitas sekitar 6 juta ton lagi. Penambahan pabrik terus dilakukan sebagai bagian dari visi perusahaan untuk mencapai total produksi 70-90 juta ton di 2030.

Tak hanya sampai di situ, SG berencana mengembangkan pasar ke tingkat regional dengan membangun pabrik di luar negeri. "Kami serang balik mereka," ucap Dwi. Namun, dia belum mau membeberkan dimana saja SG akan bangun pabrik.

Selain mendongkrak produksi, perseroan akan melakukan sinergi di tiga wilayah pertumbuhan, yaitu Jawa, Sumatera dan Sulawesi melalui Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa. Sinergi dilakukan agar memiliki daya jangkau lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri