Inilah Suara-Suara dari "Obama Mania"



SHANGHAI. Kemenangan Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke 44 disambut dengan ekspresi berbeda oleh dunia. Inilah suara-suara dari “Obama Mania” dunia.

Di China, seorang pensiunan guru Wu Ruiling menyatakan sangat senang atas terpilihnya Obama. “Presiden baru AS kemungkinan akan memperkenalkan kebijakan baru yang lebih konkret untuk memperbaiki krisis finansial. Jika perekonomian AS sembuh, kemungkinan besar perekonomian China juga,” kata Ruiling.

Suara dukungan atas kemenangan Obama juga datang dari Australia. “Warga AS saat ini sudah lebih dewasa. Amerika sudah terlalu jauh dengan tindakan yang menyebut dirinya polisi dunia,” ujar Greg Ryan, financial planner di Sydney. Ia juga bilang, Obama akan menjadi presiden AS yang lebih penuh dengan kedamaian dibanding George W Bush.


Warga Seoul di Korea Selatan (Korsel) juga sangat senang mendengar kabar kemenangan Obama. “Kemenangan Obama pada pemilu kali ini menunjukkan bahwa AS benar-benar sudah berubah. Pada saat saya belajar di Philadelphia sekitar 10 tahun lalu, di sana masih kental dengan masalah rasis. Saya tidak pernah menyangka warga AS akan memilih presiden dari keturunan Afro-Amerika,” cerita Kim Sang Hyuck, warga Korsel.

Suara dukungan untuk Obama juga datang dari Thailand. Kongkiat Opaswongkarn, chief executive officer of Asia Plus Securities Plc mengatakan, banyak warga Thailand beranggapan kemenangan Obama akan mengurangi ketegangan di dunia. Meski demikian, ada pula yang lebih senang jika McCain menang karena lebih berkomitmen dengan perdagangan bebas.  

“Banyak pihak yang tidak fokus untuk ekspor barang ke AS menginginkan Obama menjadi presiden. Semua orang yang sudah letih dengan Bush. Mereka ingin damai dan memilih negosiasi daripada berperang. Karakter Obama sangat mengesankan,” jelas Opaswongkarn.

Meski demikian, ada pula suara sumbang yang datang dari Jepang. Mantan sekjen Partai Liberal Demokrat Jepang Koichi Kato khawatir, Obama salah langkah dalam menangani penarikan pasukan militer AS di Irak. “Saat ini situasi di Irak sudah mulai stabil. Ada kemungkinan Obama salah langkah dalam menangani situasi tersebut dan menghasilkan situasi yang tidak diharapkan,” papar Kato.

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim memiliki berpendapat sendiri. Ia bilang, meskipun Obama mewakili wajah baru AS, namun masih ada kekhawatiran tentang penolakan Obama tentang perdamaian dengan para ekstrimis di Pakistan. “Saya menemui banyak umat muslim yang mengatakan, jika bicara tentang polik Timur Tengah, pandangan Obama terhadap Pakistan sangat keras. Meski demikian, dia merupakan wajah baru di pemerintahan AS,” jelas Anwar.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie