Kisah The Dark Knightmare di bursa New York



NEW YORK. Thomas M. Joyce, pimpinan sebuah broker terbesar di Amerika Serikat kini harus berjuang mempertahankan perusahaannya dari kehancuran. Perusahaan yang ia jalankan sejak 2002, Knight Capital Group, kini sedang terpuruk setelah mengalami kesalahan sistem komputer yang mengacaukan perdagangan saham Rabu (1/8) di bursa New York.

Perusahaan berusia 17 tahun itu harus menanggung pil pahit. Knight akan menderita kerugian US$ 440 juta untuk menjual semua saham yang tak sengaja ia beli pada perdagangan Rabu. Angka tersebut jauh lebih besar dari US$ 289 juta pendapatan perusahaan di kuartal dua dan empat kali lipat laba bersihnya.

Knight juga harus menghadapi penyelidikan regulator bursa Amerika Serikat. Menurut sumber NY Times, Securities and Exchange Commission sedang memeriksa kemungkinan Knight melanggar hukum.


Harga saham Knight juga langsung amblas 63% di perdagangan Kamis menjadi US$ 2,58.

Knight mungkin menyadari kehancuran sudah di depan mata. Ia menghubungi JPMorgan Chase dan bank-bank besar lainnya untuk mencari pinjaman darurat.

Menurut sumber NY Times yang mengetahui masalah ini, kemarin (2/8), sejumlah eksekutif senior Knight mulai mencari pembeli potensial untuk mengambil alih sebagian bisnisnya. Mereka mendatangi beberapa hedge fund bahkan rivalnya seperti Citadel dan Virtu Financial. Namun di akhir hari itu, tak ada yang menghasilkan ketertarikan pasti. Yang muncul malah pertanyaan apakah Knight bakal kolaps.

“Dengan kejadian seperti kemarin, Anda harus bertanya-tanya apakah ini permulaan dari berakhirnya Knight?,” kata Christopher Nagi, pendiri KOR Trading.

Di dalam perusahaan sendiri, suasana tampak muram. Sejumlah karyawan menginap di hari Rabu malam. “Saya bersyukur di titik ini saya masih bisa bekerja,” kata seorang trader.

Knight Capital Group tadinya bernama Roundtable Partners. Perusahaan trading ini melesat dan terkenal dengan platform electronic trading berkecepatan tingginya. Di paruh pertama tahun ini, Knight menyumbang 11% dari total perdagangan saham di Amerika Serikat, kata data TABB Group.

Joyce sendiri bisa dibilang adalah duta electronic trading. Pria yang punya nama saat bekerja di Merrill Lynch dan Sanford C. Bernstain & Co tersebut pernah memberi kesaksian di depan Subkomisi Jasa Finansial parlemen AS. Ia berkata, bisnis electronic trading telah mendemokrasikan pasar saham, yang sebelumnya dikuasai oleh segelintir perusahaan Wall Street.

Editor: