JAKARTA. Ada yang menarik dari laporan bank ke Bank Indonesia per Desember 2011 (unaudited). Beberapa bank membukukan kenaikan laba di atas 30%. Padahal kredit dan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) mereka cuma tumbuh di bawah 20%. Sebaliknya, ada bank yang mencatat pertumbuhan laba di bawah 20%, tapi kredit, DPK dan aset justru melesat di atas 30%. Beberapa bank lain menikmati kenaikan laba berkat perbaikan kualitas kredit. Sejauh ini baru tiga bank besar yang laporan keuangannya dipublikasikan di situs Bank Indonesia (BI), yakni Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI. Sedangkan bank kelas kakap lain, seperti Bank CIMB Niaga, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Danamon dan Bank Permata sudah mengumumkan kinerja (audited), pekan lalu. Menurut data BI, BCA mencetak laba bersih Rp 10,21 triliun, tumbuh 21,98% (year on year/yoy). Penopang laba adalah penurunan pembentukan pencadangan penyisihan aktiva produktif (PPAP) dari Rp 2,83 triliun, di 2010 menjadi Rp 30,7 miliar. Artinya, bank terafiliasi Grup Djarum ini mendapat limpahan dana Rp 2,53 triliun dan diperhitungkan sebagai laba.
Pendapatan bunga bersih BCA tumbuh 25,15% menjadi Rp 16,87 triliun. Sementara pendapatan non-bunga turun 3,27% menjadi Rp 7,99 triliun. Lonjakan pendapatan bunga sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 31,35%. Bank yang memiliki rasio intermediasi (LDR) jauh dibawah batas ideal 78% ini memiliki pertumbuhan kredit lebih baik dibanding tiga bank papan atas lain (31,35%).BNI membukukan laba bersih Rp 5,7 triliun, tumbuh 38,68% (yoy). Penopangnya juga penurunan PPAP dari Rp 5,03 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp 30,7 miliar pada Desember 2011. Penurunan PPAP sebesar Rp 4,99 triliun ini menjadi pembentuk laba. Pendapatan bunga bersih hanya naik 8,43% menjadi Rp 12,35 triliun dan pendapatan non-bunga tumbuh 45,17% menjadi Rp 6,56 triliun.