KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bahana TCW Investment Management masih menjadi perusahaan manajemen investasi atau biasa disebut manajer investasi teratas dari total 10 perusahaan dengan dana kelolaan reksadana terbesar per September 2023. Adapun dana kelolaan Bahana TCW naik drastis dari posisi akhir Desember 2022 Rp 37,14 triliun menjadi Rp 47,25 triliun per September 2023. Direktur Bahana TCW Danica Adhitama menerangkan dana kelolaan mengalami kenaikan Rp 6 triliun, jika dibandingkan dengan September 2022.
"Penyebab kenaikannya, yakni dipengaruhi kinerja reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (26/10).
Baca Juga: Tren Dana Kelolaan Menurun, Manajer Investasi Optimis Pasar Reksadana Tetap Positif Adapun Bahana TCW menargetkan hingga akhir tahun posisi AUM perusahaan bisa tumbuh di 3% hingga 5%. Danica menyebut tren dana kelolaan Bahana TCW dipercayai masih dapat meningkat. Dia mengatakan saat ini pihaknya berfokus pada pengelolaan reksadana pendapatan tetap. Hal itu sejalan dengan valuasi obligasi yang cenderung terdepresi. Selanjutnya, berdasarkan data PasarDana, posisi kedua ditempati oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). MAMI berhasil membukukan dana kelolaan reksadana sebesar Rp 45,82 triliun per September 2023. Sebelumnya, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI Ezra Nazula menyampaikan MAMI berhasil membukukan dana kelolaan reksadana sebesar Rp 39,66 triliun pada Agustus 2023. Dia mengatakan dalam delapan bulan terakhir, MAMI mengalami pertumbuhan dana kelolaan (AUM) yang selaras dengan industri. "Sejak akhir Desember 2022 hingga akhir Agustus 2023, AUM industri reksadana Indonesia tumbuh sebesar 1,7%, sedangkan AUM reksadana MAMI tumbuh sedikit di atas industri, yaitu 1,8%," ujarnya.
Baca Juga: Tingkatkan Inklusivitas, BEI Gelar CMSE 2023 Ezra berpendapat perubahan AUM dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pergerakan pasar. Menurutnya, kondisi pasar yang positif umumnya akan berdampak pada pertumbuhan AUM yang positif. Ezra juga mengungkapkan MAMI telah memiliki reksadana yang beragam, baik dari segi kelas aset (reksa dana saham, pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang), denominasi (Rupiah dan Dolar AS), prinsip pengelolaan (konvensional dan syariah), maupun cakupan pasar (Indonesia, Asia Pasifik, dan global). Pada posisi ketiga ditempati PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Adapun perusahaan itu mengalami penurunan dana kelolaan reksa dana. Direktur Batavia Prosperindo Asset Manajemen Eri Kusnadi mengatakan dana kelolaan perusahaannya mencapai Rp 39,27 triliun per September 2023. Eri menyampaikan angka itu mengalami penurunan sekitar 3%, jika dibandingkan akhir Desember 2022. "Hal itu disebabkan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar modal global yang memengaruhi domestik," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (26/10).
Editor: Noverius Laoli