KONTAN.CO.ID - Bisnis ritel kembali menjadi sorotan publik usai tersiar kabar PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), manajemen Hypermart menunda pembayaran kepada pemasoknya. Meski masalah ini telah dimediasi dan memperoleh jalan keluar, namun banyak pihak yang khawatir akan kesehatan dari bisnis ritel di tanah air. Memang kekhawatiran ini cukup beralasan. Maklum, bisnis ritel berhubungan langsung dengan konsumen, sehingga penjualan ritel mencerminkan daya beli masyarakat. Karena kedekatan inilah, bisnis ritel menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Lantas, seperti apa kondisi industri ritel saat ini? Sebelum membahas kondisi ritel, ada baiknya kita melihat dulu kondisi ekonomi makro Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, perekonomian Indonesia triwulan II 2017 tumbuh 5,01% (year-on-year), di bawah proyeksi 5,1%, dan lebih lambat ketimbang periode sama 2016 di posisi 5,18%. Artinya, pertumbuhan ekonomi sampai triwulan II 2017 memang lambat. Salah satu penyebabnya adalah turunnya konsumsi domestik termasuk di dalamnya pelemahan penjualan dari pebisnis ritel.
Inilah trik pedagang saat penjualan lesu
KONTAN.CO.ID - Bisnis ritel kembali menjadi sorotan publik usai tersiar kabar PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), manajemen Hypermart menunda pembayaran kepada pemasoknya. Meski masalah ini telah dimediasi dan memperoleh jalan keluar, namun banyak pihak yang khawatir akan kesehatan dari bisnis ritel di tanah air. Memang kekhawatiran ini cukup beralasan. Maklum, bisnis ritel berhubungan langsung dengan konsumen, sehingga penjualan ritel mencerminkan daya beli masyarakat. Karena kedekatan inilah, bisnis ritel menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Lantas, seperti apa kondisi industri ritel saat ini? Sebelum membahas kondisi ritel, ada baiknya kita melihat dulu kondisi ekonomi makro Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, perekonomian Indonesia triwulan II 2017 tumbuh 5,01% (year-on-year), di bawah proyeksi 5,1%, dan lebih lambat ketimbang periode sama 2016 di posisi 5,18%. Artinya, pertumbuhan ekonomi sampai triwulan II 2017 memang lambat. Salah satu penyebabnya adalah turunnya konsumsi domestik termasuk di dalamnya pelemahan penjualan dari pebisnis ritel.