JAKARTA. Kebutuhan kereta api listrik (KRL) dalam negeri terus bertambah. Sayangnya, industri kereta domestik masih sulit menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan itu. Industri ini berharap pemerintah menghapuskan bea masuk 5%-10% komponen kereta agar mereka bisa menggenjot produksi. "Ini sebagai stimulus untuk menambah produksi kereta," tandas Kasubdit Industri Roda Dua dan Kereta Api Kementerian Perindustrian Budi Hartoyo, kemarin. Budi mengatakan, kebutuhan komponen impor masih cukup besar. Soalnya, saat ini, produksi PT Industri Kereta Api (Inka) baru memiliki kandungan lokal rata-rata 50%. Saat ini, PT Inka sebagai satu-satunya produsen kereta api dalam negeri baru mampu membuat 40 unit KRL tiap tahunnya. Satu unit KRL terdiri dari empat gerbong. Sementara kebutuhan KRL di dalam negeri mencapai 180 unit per tahunnya. Artinya Inka baru bisa mengisi sekitar 22% dari kebutuhan.
Inka genjot produksi kereta untuk ekspor
JAKARTA. Kebutuhan kereta api listrik (KRL) dalam negeri terus bertambah. Sayangnya, industri kereta domestik masih sulit menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan itu. Industri ini berharap pemerintah menghapuskan bea masuk 5%-10% komponen kereta agar mereka bisa menggenjot produksi. "Ini sebagai stimulus untuk menambah produksi kereta," tandas Kasubdit Industri Roda Dua dan Kereta Api Kementerian Perindustrian Budi Hartoyo, kemarin. Budi mengatakan, kebutuhan komponen impor masih cukup besar. Soalnya, saat ini, produksi PT Industri Kereta Api (Inka) baru memiliki kandungan lokal rata-rata 50%. Saat ini, PT Inka sebagai satu-satunya produsen kereta api dalam negeri baru mampu membuat 40 unit KRL tiap tahunnya. Satu unit KRL terdiri dari empat gerbong. Sementara kebutuhan KRL di dalam negeri mencapai 180 unit per tahunnya. Artinya Inka baru bisa mengisi sekitar 22% dari kebutuhan.