KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring perkembangan digitalisasi perbankan, pemerintah berupaya memberikan dukungan kepada sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dukungan tersebut diberikan di berbagai sektor. Salah satunya di sektor teknologi melalui pengembangan dan pemanfaatan financial technology (fintech) untuk meningkatkan akses UMKM terhadap pembiayaan. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan inklusi keuangan yang terutama didukung teknologi digital akan memberikan manfaat bagi umkm seperti transaksi keuangan dan pencatatan transaksi.
"Ini akan memudahkan melakukan pembayaran dan mencatatkan lalu lintas keuangan sehingga bisa dimonitor secara langsung lebih mudah ketimbang tunai yang harus mencatat ulang," ucap Tauhid kepada Kontan.co.id, Rabu (22/6).
Baca Juga: BI Sebut Penyaluran Kredit Bank Tahun Ini Bisa Tumbuh Lebih dari 8% Tauhid mengatakan, manfaat selanjutnya bagi UMKM untuk mendapatkan bantuan finansial dari lembaga keuangan bank atau non bank. "Karena transaksinya digital bisa dicatat dan sebagainya lebih mudah untuk mengakses perbankan. Sehingga bisa mengakses bantuan finansial yang diberikan jadi bisa menambah kapasitas permodalan dan bisa menambah kapasitas market," ujar Tauhid. Dampak yang ketiga menggunakan digital payment, dapat menambah kepercayaan bagi UMKM untuk bermain di pasar yang lebih besar karena lebih diakui ketimbang yang non digital. Tauhid melihat dengan mudahnya transaksi pembayaran dan pembelajaran akan meninggalkan persaingan ketat bagi pelaku usaha UMKM ."Pasti akan semakin ketat karena produk sudah mulai global dan mudah untuk aksesnya sehingga kemungkinan juga akan kompetitif saya kira cukup ketat," ucap Tauhid. Memang persaingan pasti akan semakin ketat terutama bagi UMKM. Meski begitu, pelaku UMKM nasional memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga memiliki peluang untuk bersaing. Tauhid mengatakan, yang menjadi masalah dari beberapa produk UMKM yang mulai membanjiri Indonesia seperti kesehatan, fashion dan apparel termasuk juga elektronik yang UMKM belum mampu bersaing. "Kita masih yang berbasis produk lokal saja belum bisa ke produk-produk industri, UMKM kita masih kalah," ujar Tauhid.
Baca Juga: Ditopang Segmen Korporasi dan UMKM, Kredit Perbankan Naik 9,03% per Mei 2022 Ekonom Indef Nailul Huda menambahkan, digitalisasi untuk UMKM saat ini memang masih berfokus pada penjualan.
"Beberapa program pemerintah nampaknya fokusnya bagaimana UMKM ini menjual produknya secara online. Maka program Bank Indonesia (BI) dengan QRIS dan integrasi sistem pembayaran bisa memicu digitalisasi UMKM untuk sektor keuangan," ucap Huda kepada Kontan.co.id, Rabu (22/6). Huda mengatakan, oni penting, karena bisa menunjang berbagai aspek jika digitalisasi sektor keuangan tercapai. Pertama, aspek permodalan. Dengan adanya digitalisasi pembayaran, pelaku UMKM bisa mempunyai pencatatan keuangan yang lebih baik sehingga kesempatan memperoleh pendanaan dari bank bisa lebih tinggi. Kedua, aspek dari pangsa pasar. Pangsa pasar produk UMKM bisa lebih luas menyasar ke kalangan yang adaptif dengan teknologi seperti gen milenial dan gen Z. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat