JAKARTA. Kehadiran industri teknologi finansial alias financial technology (fintech) dinilai mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang masih jauh dari kriteria bankable. Namun, tingkat kesadaran masyarakat terhadap kehadiran fintech (inklusi) dinilai belum maksimal. Untuk itu, Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) berencana menggagas kegiatan pengembangan komunitas untuk menjawab persoalan tersebut. Menurut catatan Aftech, baru sekitar 36% kelompok masyarakat Indonesia yang memiliki rekening di bank. Adapun, penetrasi kantor cabang bank per- 100.000 jumlah penduduk hanya 1/6 tingkat penetrasi di wilayah Eropa. Niki Luhur, Ketua Aftech bilang, inklusi keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat masih merupakan tantangan besar.
Inklusi keuangan tantangan bagi pemain fintech
JAKARTA. Kehadiran industri teknologi finansial alias financial technology (fintech) dinilai mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang masih jauh dari kriteria bankable. Namun, tingkat kesadaran masyarakat terhadap kehadiran fintech (inklusi) dinilai belum maksimal. Untuk itu, Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) berencana menggagas kegiatan pengembangan komunitas untuk menjawab persoalan tersebut. Menurut catatan Aftech, baru sekitar 36% kelompok masyarakat Indonesia yang memiliki rekening di bank. Adapun, penetrasi kantor cabang bank per- 100.000 jumlah penduduk hanya 1/6 tingkat penetrasi di wilayah Eropa. Niki Luhur, Ketua Aftech bilang, inklusi keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat masih merupakan tantangan besar.