INKP rilis obligasi demi bayar utang Rp 1,8 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan kertas dan bubur kertas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), sedang menyiapkan pendanaan melalui penerbitan surat utang (obligasi). Sebanyak 60% dana hasil obligasi tersebut akan mereka gunakan untuk membayar cicilan pokok utang maupun bunga utang

Berdasarkan prospektus penawaran umum obligasi, Indah Kiat memiliki utang dalam dalam rupiah, dollar Amerika Serikat (AS) dan yuan China yang jatuh tempo tahun ini. Kalau dihitung, total pokok utang dan bunga utang yang akan dibiayai dari hasil penerbitan obligasi sebanyak Rp 1,8 triliun. Perinciannya, Rp 990,35 miliar dalam denominasi rupiah, setara Rp 801,82 dlkam dollar AS dan setara Rp 7,83 miliar dalam yuan. Indah Kiat menggunakan acuan kurs tengh Bank Indonesia (BI) pada 9 April 2020 yakni US$ 1 senilai Rp 16.241 dan CNY 1 sebesar Rp 2.298.

Adapun Indah Kiat yang tak lain adalah emiten saham Grup Sinarmas, akan merilis Obligasi Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper I Tahun 2020 dengan nilai pokok maksimal Rp 3 triliun. Mereka membagi obligasi dalam tiga seri surat utang yakni A, B dan C.


Selain untuk membayar utang, sisa dana obligasi sebesar 40% untuk modal kerja. Indah Kiat antara lain akan membeli bahan baku, bahan pembantu produksi, energi dan bahan bakar, barang kemasan serta membayar biaya overhead.

Indah Kiat yakin, efek gulir korona terhadap industri bakal segera berakhir. Mereka juga masih melihat peluang menjanjikan pada pasar bubur kertas, kertas dan tisu.   "Hingga saat ini, proses produksi maupun distribusi kami masih berjalan tanpa gangguan berarti dengan tetap mengikuti prosedur pencegahan Covid-19," kata Suhendra Wiriadinata, Wakil Presiden Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk kepada KONTAN, Kamis (30/4).

Hingga akhir tahun lalu, kapasitas produksi Indah Kiat mencapai 3,0 juta ton bubur kertas dan 1,7 juta ton kertas dalam setahun. Perusahaan tersebut juga mampu memproduksi sebanyak 2,1 juta ton kertas kemasan dan 108.00 ton tisu per tahun. 

Sementara penjualan bersih 2019 turun 3,59% year on year (yoy) menjadi US$ 3,22 miliar. Mayoritas penjualan berupa kertas budaya. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih berkurang 53,35% yoy menjadi US$ 274,37 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina