KONTAN.CO.ID - Jakarta. Akhir-akhir ini sedang marak pembahasan tentang inner child di sosial media. Dari sisi psikologis, pengertian inner child adalah suatu sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari suatu kejadian yang terjadi di masa kecil dan terbawa hingga dewasa. Jadi, ketika ada satu stimulus yang terjadi, stimulus tersebut mengingatkan kita akan kejadian di masa lalu. Selain berpengaruh terhadap kehidupan, ternyata inner child bisa berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang yang berkaitan dengan keuangan. Seorang psikolog keuangan dan penulis buku “Mind Over Money: Overcoming the Money Disorders That Threaten Our Financial Health”, Brad Klontz mengatakan bahwa titik konflik finansial adalah pengalaman awal yang kita alami seputar uang dan sering kali terjadi di masa kanak-kanak. Jadi jika selama ini seseorang berjuang untuk menghentikan kebiasaan finansial tertentu, masalahnya mungkin bukan pada besar kecilnya penghasilan, melainkan karena impian masa kecilnya. Tapi sering kali kita merasa menyesal karena telah impulsive buying, menuruti keinginan yang tidak bisa didapatkan pada masa kecil, bahkan tidak jarang hingga mengalami krisis keuangan. Jika sudah mulai merasakan hal ini maka saatnya kamu melakukan hal-hal di bawah ini:
Inner Child Ternyata Berpengaruh pada Keuangan Seseorang
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Akhir-akhir ini sedang marak pembahasan tentang inner child di sosial media. Dari sisi psikologis, pengertian inner child adalah suatu sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari suatu kejadian yang terjadi di masa kecil dan terbawa hingga dewasa. Jadi, ketika ada satu stimulus yang terjadi, stimulus tersebut mengingatkan kita akan kejadian di masa lalu. Selain berpengaruh terhadap kehidupan, ternyata inner child bisa berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang yang berkaitan dengan keuangan. Seorang psikolog keuangan dan penulis buku “Mind Over Money: Overcoming the Money Disorders That Threaten Our Financial Health”, Brad Klontz mengatakan bahwa titik konflik finansial adalah pengalaman awal yang kita alami seputar uang dan sering kali terjadi di masa kanak-kanak. Jadi jika selama ini seseorang berjuang untuk menghentikan kebiasaan finansial tertentu, masalahnya mungkin bukan pada besar kecilnya penghasilan, melainkan karena impian masa kecilnya. Tapi sering kali kita merasa menyesal karena telah impulsive buying, menuruti keinginan yang tidak bisa didapatkan pada masa kecil, bahkan tidak jarang hingga mengalami krisis keuangan. Jika sudah mulai merasakan hal ini maka saatnya kamu melakukan hal-hal di bawah ini: