KONTAN.CO.ID - Produsen serat polyester staple berbahan baku daur ulang, PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV”) akan membagikan 19,85% dari laba bersih tahun 2021, atau sejumlah Rp 5,42 miliar sebagai dividen. Demikian keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2022. Dengan keputusan tersebut, setiap saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 3,00. Selain untuk dividen, laba bersih Perseroan tahun 2021 yang berjumlah Rp27,3 miliar tersebut, juga akan dialokasikan sebagai dana cadangan dan laba ditahan. Alokasi untuk dana cadangan adalah sebanyak Rp 5,46 miliar. Adapun sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan, untuk menambah modal kerja Perseroan. RUPST juga menyetujui laporan manajemen tentang realisasi penggunaan dana hasil IPO pada bulan Juli 2019, dimana hasil penawaran umum saham perdana telah digunakan seluruhnya. Rincian penggunaannya adalah; sebanyak 70% atau sejumlah Rp 99,43 miliar telah digunakan untuk membayar utang, dan sebanyak 30% atau Rp 42,61 miliar telah digunakan untuk modal kerja.
INOV Bagi Dividen Sebesar 19,85% dari Laba Bersih 2021
KONTAN.CO.ID - Produsen serat polyester staple berbahan baku daur ulang, PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV”) akan membagikan 19,85% dari laba bersih tahun 2021, atau sejumlah Rp 5,42 miliar sebagai dividen. Demikian keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan di Jakarta pada tanggal 19 Juli 2022. Dengan keputusan tersebut, setiap saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 3,00. Selain untuk dividen, laba bersih Perseroan tahun 2021 yang berjumlah Rp27,3 miliar tersebut, juga akan dialokasikan sebagai dana cadangan dan laba ditahan. Alokasi untuk dana cadangan adalah sebanyak Rp 5,46 miliar. Adapun sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan, untuk menambah modal kerja Perseroan. RUPST juga menyetujui laporan manajemen tentang realisasi penggunaan dana hasil IPO pada bulan Juli 2019, dimana hasil penawaran umum saham perdana telah digunakan seluruhnya. Rincian penggunaannya adalah; sebanyak 70% atau sejumlah Rp 99,43 miliar telah digunakan untuk membayar utang, dan sebanyak 30% atau Rp 42,61 miliar telah digunakan untuk modal kerja.