Inovasi Jadi Kunci Harta Djaya Karya (MEJA) Bersaing Sebagai Emiten Jasa Arsitektur



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Inovasi menjadi landasan bagi PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) untuk bersaing menjadi perusahaan jasa arsitektur terkemuka. Visi MEJA adalah merintis masa depan di mana konstruksi melampaui hal-hal biasa dan menjadi kekuatan untuk perubahan positif.

Kegiatan usaha Harta Djaya Karya dengan merek jasa Interra ini utamanya menggarap jasa konsultasi desain. Interra menawarkan jasa konsultasi desain, mulai dari perencanaan ruang (space planning) sampai dengan pemilihan bahan yang digunakan (material picking).

MEJA juga merupakan pelaksana konstruksi interior dengan kapabilitasnya dalam bidang kontraktor interior mewujudkan desain awal sesuai kebutuhan klien.


Serta, MEJA menawarkan jasa pembuatan produk furnitur yang diproduksi secara khusus dan spesifik (custom made), dan juga loose furniture yang tidak terpasang secara permanen dan mudah dipindahkan seperti meja, kursi, sofa.

Baca Juga: Pada Tahun Ini, Harta Djaya Karya (MEJA) Targetkan Pendapatan Rp 63 Miliar

Awalnya MEJA merupakan perusahaan yang memiliki fokus usaha di bidang pembangunan sebagai pemborong pekerjaan bangunan, jasa konsultan desain interior dan perdagangan furnitur pada 2012. Tahun tersebut juga merupakan awal mula perseroan berdiri dan membuka workshop di Sawangan dengan luas sekitar 600 m2.

Titik balik perkembangan PT Harta Djaya Karya dimulai saat mendapatkan kesempatan untuk menjadi vendor di berbagai instansi pemerintah seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta (DPRD DKI Jakarta), Kepolisian Republik Indonesia dan Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.

MEJA juga mulai menjadi mitra utama perusahaan-perusahaan swasta yang terkenal seperti PT Trinusa Travelindo (Traveloka), PT Goodyear Indonesia Tbk, dan British School Jakarta.

Dengan pencapaian gemilang yang diraih, pada tahun 2021, Harta Djaya Karya terpilih menjadi salah satu kontraktor di proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki. Tahun berikutnya, perusahaan mendapatkan proyek pengerjaan interior untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Baca Juga: Harta Djaya Karya (MEJA) Incar Proyek Baru Rp 200 Miliar pada Tahun 2024

Selain itu, MEJA terpilih menjadi mitra utama pengerjaan interior Dipo Star Finance Group, dan juga mendapat kesempatan untuk ikut dalam pengerjaan interior untuk proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Berkat kegemilangannya, Harta Djaya Karya percaya diri untuk berekspansi lebih besar. Pada 12 Februari 2024, PT Harta Djaya Karya Tbk resmi tercatat sebagai anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten MEJA.

Maklum, MEJA membutuhkan dana untuk mendukung ekspansi sebagai perusahaan desain arsitektur terkemuka. Di samping itu, langkah MEJA bergabung di pasar modal untuk memperluas kemitraannya.

Perusahaan dekorasi eksterior dan interior ini menawarkan sebanyak 480 juta saham dalam initial public offering (IPO) dengan harga penawaran umum sebesar Rp 103 per saham. Jumlah saham itu setara dengan 25,03% dari modal disetor setelah IPO yang ditawarkan sehingga berhasil mengantongi dana segar Rp 49,44 miliar.

Baca Juga: Harta Djaya Karya (MEJA) Targetkan Pendapatan Rp 63 Miliar Sepanjang Tahun 2024

Direktur Utama PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) Richie Adrian Hartanto mengungkapkan, langkah IPO MEJA juga akan memberikan peluang bagi Perseroan untuk membentuk kemitraan strategis yang lebih erat dan merambah pasar industri konstruksi dengan lebih luas.

Di samping membutuhkan dana untuk membiayai proyek-proyek berjalan.

Rencananya, dana hasil IPO MEJA sekitar 72% atau Rp 32,716 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan bahan baku, biaya kontraktor, desain interior dan pengadaan furniture.

Editor: Noverius Laoli