Inovasi Mandiri Sekuritas di sektor infrastruktur



KONTAN.CO.ID - MALANG. Mandiri Sekuritas berkomitmen membantu pemerintah dalam mendukung akselerasi pembangunan infrastruktur nasional. Menurut data yang dihimpun oleh Mandiri Sekuritas, pemerintah membutuhkan dana untuk investasi di sektor infrastruktur sekitar Rp 5.500 triliun untuk lima tahun ke depan atau Rp 1.100 triliun per tahun. 

Dari kebutuhan dana per tahun tersebut, Rp 900 triliun dapat dibiayai dari pembiayaan konvensional yaitu menggunakan APBN dan perbankan. Selain itu, terdapat potensi sebesar Rp 200 triliun per tahun kebutuhan investasi untuk infrastruktur yang dapat dibiayai dari non APBN dan non perbankan, yaitu melalui pasar modal baik dalam negeri maupun offshore funding

Nah, terkait hal ini, Mandiri Sekuritas melakukan terobosan di industri pasar modal dengan menghadirkan inovasi alternatif pendanaan. Inovasi pendanaan ini memberikan lebih banyak pilihan skema bagi korporasi untuk mendapatkan akses pendanaan serta memberikan ragam portofolio investasi bagi para investor.


Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, dalam kurun 10 tahun terakhir, Mandiri Sekuritas telah dipercaya menyelesaikan lebih dari 470 transaksi penjaminan emisi saham dan obligasi senilai total Rp 108,5 triliun melalui pasar modal. 

"Pada tahun ini, Mandiri Sekuritas memperkenalkan tiga inovasi pendanaan guna memfasilitasi kebutuhan korporasi sekaligus mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ketiga instrumen tersebut antara lain, sekuritisasi aset, obligasi berbasis proyek (project bond), serta global IDR bonds," jelasnya saat ditemui dalam acara Media Gathering Mandiri Sekuritas 2017 di Malang, Jawa Timur pada Jumat (10/11).

Silvano mengklaim, Mandiri Sekuritas sukses memperkenalkan dua alternatif pendanaan baru melalui pasar modal yaitu melalui mekanisme sekuritisasi aset dan menggunakan skema project bond. Debut sukses dua instrumen pendanaan ini mendapat sambutan positif dari para investor serta mendapat dukungan penuh oleh pemerintah.

Pada akhir Agustus lalu, misalnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sukses menerbitkan produk investasi surat berharga sekuritisasi yang berbasis potensi pendapatan di masa depan (future revenue based securities/FRBS) dari Tol Jagorawi. Produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01 ini merupakan sejarah baru pendanaan di industri pasar modal Indonesia.

Kemudian, pada pekan ini, PT Marga Lingkar Jakarta resmi mencatatkan Obligasi I Marga Lingkar Jakarta Tahun 2017 senilai total Rp 1,5 triliun. Skema project bond yang diterbitkan menggunakan ruas tol JORR W2 Utara atau ruas Kebon Jeruk-Ulujami yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2014.

Mandiri Sekuritas juga memperkenalkan peluang pendanaan Global IDR Bonds secara luas sejak kuartal-III tahun 2017. Global IDR Bonds adalah efek bersifat utang berdenominasi rupiah yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga terutama kepada investor global.

Secara umum, penawaran Global IDR Bonds diharapkan mampu meningkatkan partisipasi investor global dalam mendukung pembangunan nasional, serta diharapkan dapat memberikan akses serta diversifikasi sumber pendanaan berbasis rupiah bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, khususnya sektor infrastruktur.

“Instrumen Global IDR Bonds diharapkan dapat memberikan akses, sumber, serta diversifikasi pendanaan berbasis rupiah bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di berbagai sektor, khususnya sektor infrastruktur. Dan bagi investor, instrumen ini memberikan diversifikasi portofolio yang berkualitas, ” kata Silvano.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie