Inovasi perkebunan penting untuk tingkatkan ketahanan pangan



JAKARTA. Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pertumbuhan manusia dalam satu dekade ke depan akan mencapai 9 miliar orang.

Mengikuti pertumbuhan jumlah manusia itu, kebutuhan pangan dan energi akan tumbuh 60% lebih tinggi dari saat ini. Karenanya, Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 230 juta jiwa tidak boleh menggantungkan kebutuhan pangannya kepada bangsa lain. "Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan paling dasar ini," ujarnya saat membuka pameran inovasi perkebunan, Jum'at (14/10). Ia menambahkan, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan bahan pangan yang strategis. Bahkan, jika memungkinan Indonesia harus bisa memasok kebutuhan pangan dunia dan meningkatkan daya saing . Menurutnya, untuk bisa meningkatkan daya saing di bidang pangan, Indonesia harus mampu memperbaiki produktifitas dan teknologi. Untuk mencapai itu, maka "Inovasi adalah kata kunci untuk meningkatkan daya saing, dan meningkatkan kualitas," jelas Hatta. Menurut Hatta, pemerintah telah berupaya meningkatkan daya saing di tingkat global. Salah satunya melalui program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) yang bertumpu pada tiga pilar, yaitu pembangunan ekonomi melalui koridor ekonomi nasional, membangun konektifitas antar daerah dan penyiapan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan. "Peningkatan daya saing ini juga harus memberikan perlindungan bagi petani, termasuk penyediaan benih, akses permodalan, lahan dan stabilisasi pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Havid Vebri