Inovasi Pupuk Booster Katrili PGE: Panas Bumi untuk Energi & Pertanian Berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) Area Lahendong di awal 2025 ini memasuki tonggak baru dalam upaya pengembangan bisnis di luar sektor kelistrikan (beyond electricity) melalui pemanfaatan produk sampingan panas bumi yaitu Pupuk Booster Katrili oleh para petani setempat. Dalam kegiatan Management Walktrough, dewan komisaris dan direksi PGE bersama para petani melakukan penyemprotan perdana pupuk yang dibuat dari endapan panas bumi terhadap tanaman padi di kawasan Lao-Lao Geothermal Park, Kelurahan Tondangow, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, pada Senin (6/1).

Penyemprotan dilakukan oleh Sarman Simanjorang sebagai Komisaris Utama, Abdul Musawir Yahya sebagai Komisaris Independen, Ahmad Yani sebagai Direktur Operasi PT PGE Tbk, dan jajaran direksi PT PGE Tbk yang didampingi oleh General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono serta perwakilan kelompok petani di wilayah Kelurahan Tondangow.

Sebagai salah satu implementasi konsep “The Home of Geothermal Beyond Energy,” Pupuk Booster Katrili memanfaatkan silika yang dihasilkan dari proses panas bumi. Silika tidak hanya menyuburkan tanah, tetapi juga meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama. Dengan demikian, inovasi ini menjadi solusi untuk menciptakan nilai tambah di sektor pertanian sekaligus memperkuat keberlanjutan produksi energi.


“Inisiatif ini menegaskan komitmen PGE dalam menciptakan dampak positif berkelanjutan melalui kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat. Kami optimistis langkah ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional dan pengembangan pertanian lokal,” ujar Novi Purwono.

Pupuk Booster Katrili merupakan hasil inovasi bersama PGE Area Lahendong dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM). Endapan silika dari fluida panas bumi diolah menggunakan teknologi nano bersama kitosan, menghasilkan pupuk cair yang ramah lingkungan dan ekonomis. Kolaborasi ini bertujuan membantu petani sekitar wilayah operasional PGE, memberikan solusi atas tantangan kelangkaan pupuk di Sulawesi Utara.

Selain berinovasi melalui pengembangan pupuk, PGE Area Lahendong juga membuka peluang kerja sama baru dari produk sampingan panas bumi. Salah satunya melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Gunung Hijau Masarang untuk pengolahan gula aren menggunakan fluida panas bumi.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi menambahkan bahwa manfaat energi panas bumi tidak hanya terbatas pada penyediaan listrik sebagai energi bersih yang berkelanjutan, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mendukung berbagai sektor lainnya, termasuk pertanian.

“Pemanfaatan Pupuk Booster Katrili merupakan bukti konkret bahwa energi panas bumi dapat berkontribusi tidak hanya pada upaya swasembada energi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Ini adalah langkah inovatif yang sejalan dengan komitmen kami untuk menciptakan nilai tambah dari energi panas bumi demi mendukung pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif di Indonesia,” pungkas Julfi Hadi.

Sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE terus berkomitmen mengembangkan energi panas bumi secara berkelanjutan. Dengan mendorong manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan, PGE berupaya menjadi World Geothermal Centre of Excellence yang berkontribusi pada transisi energi global sekaligus mendukung target swasembada energi dan ketahanan pangan di Indonesia.

Tentang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, terbagi 672,5 MW yang dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Sebagai world class green energy company, PGE ingin menciptakan nilai dengan memaksimalkan pengelolaan end-to-end potensi panas bumi beserta produk turunannya serta berpartisipasi dalam agenda dekarbonasi nasional dan global untuk menunjang Indonesia net zero emission 2060. PGE memiliki kredensial ESG yang sangat baik dengan 16 penghargaan PROPER Emas sejak 2011 sampai 2023 dalam penghargaan kepatuhan lingkungan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Peringkat & Keterlibatan ESG.

Baca Juga: PGE Siap Siaga Jaga Ketersediaan Energi Hijau pada Momentum Nataru

Selanjutnya: Ada Aturan TKDN 40%, Zyrex (ZYRX) Siapkan Sejumlah Strategi

Menarik Dibaca: Pebisnis Perempuan Indonesia Berinovasi Atasi Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti