JAKARTA. Proyek pengembangan lapangan gas Abadi di blok Masela hingga saat ini memang masih jalan di tempat. Tapi Inpex Corporation selaku operator blok Masela optimis proyek ini bisa segera berjalan. Senior Manager Communication and Relation Inpex, Usman Slamet menyebut sampai saat ini Inpex dan Shell Indonesia terus bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan pengembangan lapangan gas Abadi. Kerja sama pemerintah Indonesia beserta Inpex dan Shell penting dilakukan agar bisa mencapai klausal-klausal yang dibutuhkan untuk mencapai keekonomian proyek blok Masela. "Kami optimistis kondisi yang dibutuhkan untuk memulai sebuah proyek yang investable segera diperoleh, sehingga proyek segera dimulai," ujar Usman ke KONTAN pada Senin (20/2) malam. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar memang menyatakan lima hingga enam kalusal yang diminta Inpex sudah disepakati dengan pemerintah. Untuk itu Arcandra yakin dalam waktu dekat ini Inpex akan melakukan langkah selanjutnya yaitu melakukan Pre-FEED (Preliminary Front End Engineering Design) untuk proyem blok Masela. "Klausal-klausal yang dinegosiaiskan sudah clear. Pemerintah sudah clear, tinggal menunggu Inpex Pre-FEED," kata Arcandra Jumat (17/2). Inpex Corporation selaku operator di blok Masela memang mengajukan lima klausal untuk pengerjaan proyek blok Masela, yaitu penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 MTPA menjadi 9,5 MTPA, penambahan kontrak selama 10 tahun, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15%, cost recovery selama masa eksplorasi, dan perizinan dari pemerintah. Inpex dan pemerintah pun menyepakati sejumlah klausal yaitu memberikan perpanjangan kontrak dibawah 7 tahun atau lebih rendah dari permintaan Inpex. Pemerintah beralasan masih banyak komponen yang bisa dipakai ketika terjadi perubahan skema dari offshore ke onshore. Pemerintah juga tidak keberatan untuk memasukan biaya yang dikeluarkan Inpex-Shell selama masa ekplorasi ke dalam cost recovery. Namun pemerintah meminta diadakan audit terlebih dahulu. Terkait penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 juta ton per tahun atau million tons per annum (MTPA) menjadi 9,5 MTPA baru akan diputuskan setelah adanya Pre-FEED. Pemerintah telah memberikan dua opsi terkait kapasitas produksi blok Masela yaitu opsi pertama terdiri dari LNG 7,5 MTPA plus gas pipa 474 mmscfd dan opsi kedua LNG sebesar 9,5 mtpa plus gas pipa 150 mmscfd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Inpex optimistis proyek Masela segera dimulai
JAKARTA. Proyek pengembangan lapangan gas Abadi di blok Masela hingga saat ini memang masih jalan di tempat. Tapi Inpex Corporation selaku operator blok Masela optimis proyek ini bisa segera berjalan. Senior Manager Communication and Relation Inpex, Usman Slamet menyebut sampai saat ini Inpex dan Shell Indonesia terus bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan pengembangan lapangan gas Abadi. Kerja sama pemerintah Indonesia beserta Inpex dan Shell penting dilakukan agar bisa mencapai klausal-klausal yang dibutuhkan untuk mencapai keekonomian proyek blok Masela. "Kami optimistis kondisi yang dibutuhkan untuk memulai sebuah proyek yang investable segera diperoleh, sehingga proyek segera dimulai," ujar Usman ke KONTAN pada Senin (20/2) malam. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar memang menyatakan lima hingga enam kalusal yang diminta Inpex sudah disepakati dengan pemerintah. Untuk itu Arcandra yakin dalam waktu dekat ini Inpex akan melakukan langkah selanjutnya yaitu melakukan Pre-FEED (Preliminary Front End Engineering Design) untuk proyem blok Masela. "Klausal-klausal yang dinegosiaiskan sudah clear. Pemerintah sudah clear, tinggal menunggu Inpex Pre-FEED," kata Arcandra Jumat (17/2). Inpex Corporation selaku operator di blok Masela memang mengajukan lima klausal untuk pengerjaan proyek blok Masela, yaitu penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 MTPA menjadi 9,5 MTPA, penambahan kontrak selama 10 tahun, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15%, cost recovery selama masa eksplorasi, dan perizinan dari pemerintah. Inpex dan pemerintah pun menyepakati sejumlah klausal yaitu memberikan perpanjangan kontrak dibawah 7 tahun atau lebih rendah dari permintaan Inpex. Pemerintah beralasan masih banyak komponen yang bisa dipakai ketika terjadi perubahan skema dari offshore ke onshore. Pemerintah juga tidak keberatan untuk memasukan biaya yang dikeluarkan Inpex-Shell selama masa ekplorasi ke dalam cost recovery. Namun pemerintah meminta diadakan audit terlebih dahulu. Terkait penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 juta ton per tahun atau million tons per annum (MTPA) menjadi 9,5 MTPA baru akan diputuskan setelah adanya Pre-FEED. Pemerintah telah memberikan dua opsi terkait kapasitas produksi blok Masela yaitu opsi pertama terdiri dari LNG 7,5 MTPA plus gas pipa 474 mmscfd dan opsi kedua LNG sebesar 9,5 mtpa plus gas pipa 150 mmscfd.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News