INSA Harap Harga BBM Subsidi Tidak Naik di Tengah Kenaikan Harga Minyak Dunia



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Indonesian National Shipowners Association (INSA) berharap kenaikan harga minyak mentah tidak diikuti oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

Ketua INSA, Carmelita Hartoto, mengatakan bahwa kenaikan harga BBM subsidi bisa menambah beban biaya operasional pelayaran, terutama pada angkutan penumpang yang menggunakan BBM subsidi.

Apalagi komponen biaya BBM itu mencapai 40%-50% terhadap total biaya operasional kapal. 


Baca Juga: Industri Pelayaran Berharap Ada Evaluasi Soal Tarif Pelabuhan Muara Berau

“Kami harap BBM tidak naik. Tapi walaupun naik agar ada penyesuaian freight, semoga bisa dimengerti pada stakeholder bahwa beban biaya terkerek naik kalau BBM di dalam negeri naik,” ujar Carmelita saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/10). 

Menurut Carmelita, kenaikan harga BBM bisa berbuntut pada kenaikan tarif angkut (freight) atau opsi biaya tambahan (fuel surcharge). Dalam kondisi kenaikan harga BBM, perusahaan pelayaran, akan menghitung ulang beban biaya operasional dan sebisa mungkin akan melakukan efisiensi pada pos-pos yang mungkin bisa dihemat.   

Namun, apabila efisiensi sudah tidak bisa dilakukan, maka pilihannya akan mengarah pada kenaikan tarif atau biaya tambahan. 

“Apabila sudah tidak bisa lagi melakukan efisiensi, maka untuk kapal yang mempunyai kontrak, memberlakukan mekanisme fuel surcharge. Sedangkan yang tidak punya kontrak, maka dengan terpaksa menaikkan freight,” terang Carmelita.

Baca Juga: Hilirisasi Mineral Dalam Negeri Akan Jadi Berkah Industri Pelayaran

Kontan.co.id mencatat, harga minyak kembali naik tipis setelah kemarin turun dari lonjakan awal pekan. Rabu (11/10) pukul 7.20 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2023 di New York Mercantile Exchange menguat tipis 0,05% ke US$ 86,01 per barel. Kemarin, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) turun 0,47% setelah melonjak 4,34% di awal pekan.

Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 di Commodity Exchange menguat 0,09% ke US$ 87,73 per barel. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini turun 0,57% setelah melesat 4,22% pada hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli