KONTAN.CO.ID - JAKARTA Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky meragukan dampak insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) PPnBM mobil terhadap pertumbuhan sektor manufaktur. Meski harga mobil akan jauh lebih murah, menurutnya daya beli masyarakat masih lesu di tahun ini. Dia menilai, masyarakat kelas menengah sebagai segmentasi pembeli mobil sedan 4x2 dengan kurang dari 1.500, cenderung mengutamakan kebutuhan primer dan sekunder, daripada tersier dalam kondisi pemulihan ekonomi. “Diberikannya insentif untuk PPnBM ini akan membuat biaya produksi akan lebih murah, namun tetap outputnya ini masih belum ada permintaan yang cukup besar akibat masih berlanjutnya covid,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (15/2).
Insentif PPnBM mobil dinilai tidak efektif ungkit pertumbuhan ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky meragukan dampak insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) PPnBM mobil terhadap pertumbuhan sektor manufaktur. Meski harga mobil akan jauh lebih murah, menurutnya daya beli masyarakat masih lesu di tahun ini. Dia menilai, masyarakat kelas menengah sebagai segmentasi pembeli mobil sedan 4x2 dengan kurang dari 1.500, cenderung mengutamakan kebutuhan primer dan sekunder, daripada tersier dalam kondisi pemulihan ekonomi. “Diberikannya insentif untuk PPnBM ini akan membuat biaya produksi akan lebih murah, namun tetap outputnya ini masih belum ada permintaan yang cukup besar akibat masih berlanjutnya covid,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (15/2).