KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk mendorong sektor perumahan di Indonesia sudah berlaku mulai November ini. Nantinya harga rumah sampai dengan Rp 2 miliar akan mendapat insentif PPN 0% alias dibebaskan dari PPN. Bukan hanya itu, pemerintah juga memberikan bantuan biaya pengurusan administrasi rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yakni mulai dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan lainnya mencapai Rp 4 juta. Dus kinerja kredit perbankan ikut terkerek. Bahkan jika berkaca pada tahun sebelumnya, bankir menyebut insentif dapat mengerek penyaluran kredit KPR hingga 20%.
Baca Juga: Punya Risiko Tinggi, Skor Kredit Jangan Sampai Rendah Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk Okki Rushartomo Budiprabowo mengatakan pihaknya optimistis kebijakan insentif tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki rumah sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis KPR perbankan. Terlebih, segmen yang dibidik primary market khususnya pembelian properti di mitra pengembang BNI. "Kami yakin kebijakan baru ini dapat mendorong efektif penyaluran KPR, dimana berdasarkan implementasi kebijakan insentif PPN sebelumnya di tahun 2021 hingga 2022 dapat memberikan dampak terhadap peningkatan permintaan KPR dikisaran 5% hingga 20%," kata Okki kepada Kontan, Kamis (9/10). BNI menargetkan penyaluran KPR BNI Griya tahun 2023 dapat tumbuh diatas 10% Yoy. "Kami berharap tren kinerja penyaluran KPR yang positif ini dapat berlanjut pada tahun depan," kata Okki. Berdasarkan data presentasi BNI per September 2023, penyaluran kredit segmen perumahan sebesar Rp56,5 triliun atau tumbuh 6,2% YoY, dari Rp 51,9 triliun pada tahun lalu. Senada, Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk, Noviady Wahyudi mengatakan pihaknya juga sangat optimistis dengan adanya kredit ini, bahkan mampu mengerek permintaan kredit KPR bank hingga dua digit. "Sangat positif pasti naik penyaluran kredit ke KPR, kami lihat beberapa tahun belakangan ini, permintaan rumah terutama dibawah Rp2 miliar itu ada kontraksi, jadi dengan adanya insentif ini pasti naik," kata Noviady kepada Kontan, Rabu (8/11). Tidak menunggu lama, Noviady mengatakan CIMB Niaga akan segera menggandeng para developer untuk melakukan promosi. "Ini sangat tepat sekali pemberian insentif ini. Kami akan galakkan dan segera promote dengan developer, kami ada lebih dari 100 developer," kata dia. Dia juga menyebut pasar KPR dari CIMB Niaga berada di wilayah Jabodetabek, dimana pertumbuhannya terus meningkat. "Ada area yang double digit permintaannya, untuk porsi permintaan KPR kami 70% dari Jabodetabek, untuk di bawah Rp2 miliar, itu porsinya dua sepertiga dari total penyaluran KPR," terang Noviady. CIMB Niaga secara total kredit consumer menargetkan pertumbuhan dua digit hingga akhir tahun 2023, salah satu pendorongnya adalah segmen KPR. Berdasarkan laporan presentasi perusahaan, per September 2023 penyaluran kredit KPR CIMB Niaga ke segmen perumahan mencapai Rp42,71 triliun atau tumbuh 2,7% YoY dari sebelumnya Rp 41,57 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga: Kementerian PUPR Dorong Pengembang Bangun Lebih Banyak Rumah MBR Sementara itu Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Rudi As Aturridha mengungkapkan daya beli rumah pada masyarakat dapat terdorong hingga Rp 5 miliar mulai November 2023 hingga Juni 2024. “Apabila inisiatif PPN DTP ini diikuti dengan daya beli masyarakat yang juga meningkat, kami optimis penyaluran KPR Bank Mandiri pada segmen retail juga dapat meningkat,” ujar Rudi (9/11). Lebih lanjut, di 2024, Rudi menyebutkan pihaknya berharap dapat mempertahankan pertumbuhan kredit KPR di level double digit, tentunya dengan adanya inisiatif pemerintah terkait PPN DTP yang juga dilengkapi dengan beberapa strategi utama antara lain dengan menggarap ekosistem bisnis turunan dari nasabah wholesale Bank Mandiri yang merupakan core strength bisnis Bank Mandiri. Hal tersebut disertai dengan penguatan channel digital dalam memasarkan produk untuk memperluas jangkauan nasabah agar memiliki akses terhadap KPR di Bank Mandiri. Bank Mandiri sendiri akan terus menjalin kerjasama yang kuat dengan para developer unggulan, baik di skala nasional maupun regional. Adapun penyaluran kredit KPR Bank Mandiri hingga September 2023 telah mencapai Rp 53,4 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sekitar 11% YoY dari tahun lalu. Pada tahun ini Bank Mandiri optimistis dapat mencapai target penyaluran KPR sebesar Rp 54 triliun hingga akhir tahun. Pihak PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) jauh hari sudah mengatakan insentif ini akan mampu mengerek bank untuk dapat mencapai target pertumbuhan kredit ke segmen KPR dapat tercapai.
Di sisi lain jauh hari Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan stimulus ini juga bukan hanya akan mengereka kredit rumah subsidi, namun juga rumah non subsidi di sisa akhir tahun hingga tahun 2024 mendatang. "Tahun ini dan tahun depan, kami membidik kredit tumbuh sekitar double digit,” kata dia belum lama ini. BTN belum merilis kinerja di kuartal ketiga 2023, namun berdasarkan data per Agustus, BTN telah menyalurkan kredit KPR sebesar Rp 248,47 triliun atau tumbuh 10,3% YoY. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi