CIREBON. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi, meminta semua instansi pemerintahan di daerah agar tak lagi menggunakan makanan impor dalam jamuan acara. Menurutnya, penggunaan makanan impor sangat tidak baik. Selain menunjukkan tidak cinta produk dalam negeri, kata Yuddy, menggunakan produk impor sama saja dengan mematikan produk dalam negeri. "Demi penghematan juga, mulai sekarang instansi pemerintah harus stop menggunakan makanan impor," kata Yuddy saat bertemu Wali Kota Cirebon, Ano Sutrisno dan jajaran Muspida di Balai Kota Cirebon, Jumat (7/11/2014).
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno dan sejumlah anggota DPRD, Wakil Bupati Cirebon Tasiya Soemadi alias Gotas, jajaran Muspida Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Ciayumajakuning. Menurut Yuddy, makanan lokal jauh lebih baik dan menyehatkan. Karena itu harus berbangga hati menggunakan makanan lokal dalam setiap kesempatan dan acara. "Penggunaan makanan lokal akan menggeliatkan petani dan pasar lokal. Ini juga akan meningkatkan perekonomian dalam negeri. Lakukan untuk semua jajaran," ujarnya. Yuddy mengatakan penggunaan makanan lokal merupakan instruksi Presiden. Kata dia, instruksi tersebut tak hanya berlaku bagi instansi di Pemerintah Pusat tapi juga sampai ke daerah. Yuddy juga berkomentar saat ia dijamu buah-buahan impor di mejanya. "Tadi saya lihat ada anggur. Saya tak yakin itu anggur tumbuh di Cirebon atau Indramayu, bahkan di Jabar sekalipun. Pasti impor," katanya. Menurut Yuddy, Indonesia, terutama Cirebon sebenarnya sangat kaya akan makanan dan buah-buahan lokal. Kata dia, makanan dan buah-buahan tersebut sangat layak disajikan dalam setiap jamuan acara, termasuk ketika ada tamu dari luar negeri. Tak hanya menyinggung makanan, Yuddy juga sempat membahas soal penghematan energi. Kebetulan di ruangan tempat acara pertemuan Yuddy dengan Wali Kota dan tamu lainnya, lampu ruangan menyala. Bahkan AC-nya juga terasa sangat dingin. "Tapi jika memang sangat butuh sekali, misal karena ruangan gelap tak apa-apa, asal begitu acara atau tamu pulang langsung matikan saja," ujar Yuddy yang mengaku pulang kampung dalam kunjungan kerjanya ke Cirebon. Penghematan juga, ujarnya harus diberlakukan pada anggaran di setiap instansi pemerintah. Dia menyinggung bagaimana acara atau pembuatan peraturan atau Undang-undang kerap digelar di hotel. Padahal, kata dia, instansi tersebut punya tempat yang memungkinkan untuk digunakan konsinyering tersebut. "Ada banyak manfaat dari penghematan. Maka mulai dari sekarang kita semua berhemat," kata Yuddy.
Dalam kunjungan kerjanya ke Cirebon, Yuddy juga membawa serta istri dan putrinya. Menurut Yuddy, istri merupakan alumni SMPN 1 Cirebon, sama dengan dirinya. Karena itu, sekalian bernostalgia di Cirebon. Ada banyak tempat yang dikunjungi Yuddy. Selain Balai Kota Cirebon, Yuddy juga mengunjungi SMAN 1 Cirebon, SMPN 1 Cirebon, Mapolres Cirebon Kota, dan salat Jumat di Masjid Raya At-Taqwa. Kemudian, Yuddy juga sempat nyekar ke makam neneknya, bertemu kiai di pesantren, bertemu tokoh masyarakat, ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, dan berkunjung ke Keraton Kasepuhan Cirebon. "Saya dibesarkan di Cirebon. Cirebon adalah kampung halaman saya. Saya juga banyak kenal dengan orang-orang yang hadir di sini karena mereka teman-teman saya," ujar politisi Hanura itu. (roh) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa