JAKARTA. Instruksi Bank Indonesia (BI) agar korporasi non-bank yang memiliki utang luar negeri (utang valas) melakukan praktik lindung nilai (hedging) ditanggapi beragam. Kebanyakan perusahaan akan mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan oleh otoritas perbankan tersebut. Namun, ada juga perusahaan yang memilih menggunakan kiat tersendiri. Salah satunya adalah PT Astra Otoparts, Tbk (AUTO). Direktur Keuangan PT Astra Otoparts Robby Sani, menilai, praktik hedging lebih menguntungkan bank dibandingkan perusahaan. Alasannya, bank selalu menggunakan prediksi konservatif dibandingkan prediksi optimis. Dia mencontohkan, perusahaan A yang melakukan hedging dengan membeli dollar Amerika Serikat (AS) untuk kebutuhan dua bulan ke depan. Bank dipastikan akan memberikan harga dollar pada level yang tidak jauh berbeda dengan kurs pada hari H pembayaran yang dibutuhkan perusahaan tersebut.
Instruksi lindung nilai cuma untungkan bank
JAKARTA. Instruksi Bank Indonesia (BI) agar korporasi non-bank yang memiliki utang luar negeri (utang valas) melakukan praktik lindung nilai (hedging) ditanggapi beragam. Kebanyakan perusahaan akan mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan oleh otoritas perbankan tersebut. Namun, ada juga perusahaan yang memilih menggunakan kiat tersendiri. Salah satunya adalah PT Astra Otoparts, Tbk (AUTO). Direktur Keuangan PT Astra Otoparts Robby Sani, menilai, praktik hedging lebih menguntungkan bank dibandingkan perusahaan. Alasannya, bank selalu menggunakan prediksi konservatif dibandingkan prediksi optimis. Dia mencontohkan, perusahaan A yang melakukan hedging dengan membeli dollar Amerika Serikat (AS) untuk kebutuhan dua bulan ke depan. Bank dipastikan akan memberikan harga dollar pada level yang tidak jauh berbeda dengan kurs pada hari H pembayaran yang dibutuhkan perusahaan tersebut.