MOMSMONEY.ID - Setelah sempat stagnan pekan lalu, instrumen investasi risk-on seperti saham AS dan aset kripto terlihat telah membukukan performa positif yang cukup signifikan pada awal pekan ini. Analis Reku Fahmi Almuttaqin dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10), mengatakan hal tersebut merupakan imbas data Producer Price Index (PPI) bulan September yang tidak mengalami kenaikan yang mengindikasikan outlook inflasi yang stabil setelah terjadi kenaikan bulanan (MoM) 0,2% pada bulan Agustus lalu. Hampir genap satu bulan pasca The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 17-18 September lalu, Indeks saham AS seperti Nasdaq (CCMP) dan S&P 500 (SPX) terlihat berada pada tren bullish yang cukup solid dengan kenaikan masing-masing di atas 3% sejak 18 September. Begitu juga dengan aset kripto, melansir CoinMarketCap (16/10) Bitcoin telah melesat lebih dari 14% dalam satu bulan terakhir dan 7,49% dalam tujuh hari terakhir ini di level US $67.000 atau setara Rp1,042 miliar. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya seperti Ethereum yang meningkat 7% selama sepekan mencapai $2.615 dan Solana naik 7,57% di level $154. Selain itu, ETF Bitcoin Spot juga mencatat aliran dana masuk neto positif dengan total lebih dari $550 juta pada Senin, 14 Oktober, yang merupakan angka netflow positif harian tertinggi sepanjang paruh kedua 2024 ini. Fahmi mengatakan tren positif yang terjadi di pasar crypto pada awal pekan ini menyoroti mulai meredanya kekhawatiran investor terkait perkembangan inflasi AS pasca rilis data CPI yang lebih tinggi 0,1% dari ekspektasi. Selain itu, sempat meningkatnya klaim tunjangan pengangguran inisial mingguan juga turut meningkatkan kehati-hatian investor jelang pertemuan penentuan kebijakan suku bunga The Fed pada 6-7 November mendatang yang turut memberikan tekanan pada harga Bitcoin dan pasar kripto secara umum pekan lalu. Baca Juga: Harga Bitcoin (BTC) Tertahan Data Inflasi AS, Investor Pantau FOMC dan Pilpres AS
Instrumen Investasi Risk-On Mulai Menggeliat, Uptober Akan Segera Terjadi?
MOMSMONEY.ID - Setelah sempat stagnan pekan lalu, instrumen investasi risk-on seperti saham AS dan aset kripto terlihat telah membukukan performa positif yang cukup signifikan pada awal pekan ini. Analis Reku Fahmi Almuttaqin dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10), mengatakan hal tersebut merupakan imbas data Producer Price Index (PPI) bulan September yang tidak mengalami kenaikan yang mengindikasikan outlook inflasi yang stabil setelah terjadi kenaikan bulanan (MoM) 0,2% pada bulan Agustus lalu. Hampir genap satu bulan pasca The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 17-18 September lalu, Indeks saham AS seperti Nasdaq (CCMP) dan S&P 500 (SPX) terlihat berada pada tren bullish yang cukup solid dengan kenaikan masing-masing di atas 3% sejak 18 September. Begitu juga dengan aset kripto, melansir CoinMarketCap (16/10) Bitcoin telah melesat lebih dari 14% dalam satu bulan terakhir dan 7,49% dalam tujuh hari terakhir ini di level US $67.000 atau setara Rp1,042 miliar. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya seperti Ethereum yang meningkat 7% selama sepekan mencapai $2.615 dan Solana naik 7,57% di level $154. Selain itu, ETF Bitcoin Spot juga mencatat aliran dana masuk neto positif dengan total lebih dari $550 juta pada Senin, 14 Oktober, yang merupakan angka netflow positif harian tertinggi sepanjang paruh kedua 2024 ini. Fahmi mengatakan tren positif yang terjadi di pasar crypto pada awal pekan ini menyoroti mulai meredanya kekhawatiran investor terkait perkembangan inflasi AS pasca rilis data CPI yang lebih tinggi 0,1% dari ekspektasi. Selain itu, sempat meningkatnya klaim tunjangan pengangguran inisial mingguan juga turut meningkatkan kehati-hatian investor jelang pertemuan penentuan kebijakan suku bunga The Fed pada 6-7 November mendatang yang turut memberikan tekanan pada harga Bitcoin dan pasar kripto secara umum pekan lalu. Baca Juga: Harga Bitcoin (BTC) Tertahan Data Inflasi AS, Investor Pantau FOMC dan Pilpres AS
TAG: