KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perebutan dana pihak ketiga (DPK) perbankan semakin sengit. Tak hanya berebut likuiditas dengan sesama bank, kini perebutan DPK masyarakat juga semakin ketat lantaran banyaknya produk instrumen keuangan yang bisa diakses masyarakat. Salah satunya saving bond ritel (SBR) yang diterbitkan pemerintah. Maklum saja, instrumen jenis ini juga menawarkan imbal hasil yang tak kalah menarik dengan instrumen keuangan seperti deposito. Saving Bond Ritel seri 005 (SBR005) misalnya yang dirilis 10 Januari lalu menawarkan bunga minimum yang menarik yakni 8,15%. Ke depan, pemerintah berencana masih akan menerbitkan tiga kali SBR lagi. Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jan Hendra mengatakan, soal peralihan dana pihak ketiga (DPK) perbankan ke SBN ritel sejatinya bukan ancaman. Sebab pada akhirnya, dana yang dihimpun dari SBN akan kembali ke masyarakat atau sistem perbankan melalui belanja pemerintah.
Instrumen keuangan makin beragam, begini siasat bank pertahankan likuiditas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perebutan dana pihak ketiga (DPK) perbankan semakin sengit. Tak hanya berebut likuiditas dengan sesama bank, kini perebutan DPK masyarakat juga semakin ketat lantaran banyaknya produk instrumen keuangan yang bisa diakses masyarakat. Salah satunya saving bond ritel (SBR) yang diterbitkan pemerintah. Maklum saja, instrumen jenis ini juga menawarkan imbal hasil yang tak kalah menarik dengan instrumen keuangan seperti deposito. Saving Bond Ritel seri 005 (SBR005) misalnya yang dirilis 10 Januari lalu menawarkan bunga minimum yang menarik yakni 8,15%. Ke depan, pemerintah berencana masih akan menerbitkan tiga kali SBR lagi. Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jan Hendra mengatakan, soal peralihan dana pihak ketiga (DPK) perbankan ke SBN ritel sejatinya bukan ancaman. Sebab pada akhirnya, dana yang dihimpun dari SBN akan kembali ke masyarakat atau sistem perbankan melalui belanja pemerintah.