KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham diprediksi masih menjadi instrumen investasi paling unggul pada 2018. Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) diperkirakan akan bisa diimbangi dengan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia. Buktinya, Jumat (15/12), Indeks Harga Saham Gabungan kembali mencatatkan rekor baru, meski The Fed menaikkan suku bunga acuan. Selain itu, Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi menyebut, kenaikan yield obligasi Indonesia tak lebih tinggi dari sebelumnya. "Dari tahun ke tahun The Fed selalu jadi isu. Di 2008, yield obligasi kita naik 96%, di 2013 yield obligasi naik lagi 71%, dan pertama kali The Fed naikkan suku bunga yield hanya naik 39% masih lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Itu berarti dari tahun ke tahun fundamental Indonesia makin kuat dalam menghadapai dampak The Fed," kata Putu, Jumat (15/12).
Instrumen saham masih diunggulkan di 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham diprediksi masih menjadi instrumen investasi paling unggul pada 2018. Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) diperkirakan akan bisa diimbangi dengan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia. Buktinya, Jumat (15/12), Indeks Harga Saham Gabungan kembali mencatatkan rekor baru, meski The Fed menaikkan suku bunga acuan. Selain itu, Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi menyebut, kenaikan yield obligasi Indonesia tak lebih tinggi dari sebelumnya. "Dari tahun ke tahun The Fed selalu jadi isu. Di 2008, yield obligasi kita naik 96%, di 2013 yield obligasi naik lagi 71%, dan pertama kali The Fed naikkan suku bunga yield hanya naik 39% masih lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Itu berarti dari tahun ke tahun fundamental Indonesia makin kuat dalam menghadapai dampak The Fed," kata Putu, Jumat (15/12).