Instrumen SBN Ritel Tetap Menarik di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan perolehan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel capai Rp 160 triliun. Analis menilai, target tersebut berpotensi tercapai di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, dengan delapan SBN ritel yang akan ditawarkan maka target tersebut pasti akan tercapai. Sebab, ia melihat likuiditas di masyarakat cukup baik.

"Di sisi lain, instrumen investasi ini didukung oleh rate dan pajak yang lebih menarik dibandingkan kompetitornya, deposito," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4).


Minat investor juga terlihat dari dua penawaran SBN ritel yang telah dilakukan pemerintah. Pada penawaran ORI025, pemerintah memperoleh Rp 23,92 triliun dan SR020 sebesar Rp 21,35 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Akan Terbitkan ST012 pada April 2024, Imbal Hasilnya Diprediksi Sekitar 6%

Di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga, Ramdhan menilai penawaran SBN ritel masih kompetitif. Terlebih, saat ini yield SBN tenor 10 sebagai acuan masih tertekan. Adapun saat ini yield SBN tenor 10 berkisar 6,6%-6,7% dari sebelumnya yang berada di bawah 6,5%.

Ia pun memperkirakan untuk penawaran SBN ritel selanjutnya, yakni ST012, pemerintah masih akan menawarkan kupon yang menarik. Hal itu didukung Fed yang tak kunjung menurunkan suku bunganya.

"Minimal sama atau sedikit di atas SR020," katanya.

Sebagai pengingat, pemerintah menawarkan batas bawah kupon SR020 sebesar 6,25%.

Baca Juga: Mirae Asset:Pasar Obligasi Stabil Hingga Semester II, Saat Trading SBN Jangka Pendek

Hingga akhir tahun, pemerintah masih akan menawarkan enam SBN ritel. Yakni, ST012, SBR013, SWR005, SR021, ORI026, ST013. Dari produk-produk itu, Ramdhan menilai ORI diperkirakan memperoleh penjualan terbesar.

"Daya tarik ORI ini karena bersifat tradeable," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi