Insya Allah, statistik zakat akan tersedia



JAKARTA. Lima tahun ke depan, Indonesia akan memiliki statistik tentang infak, zakat, wakaf, makanan halal, serta demografi yang berhubungan dengan keislaman. Rencana tersebut lahir dari wacana yang bergulir dari OIC atau Organisation of Islamic Cooperation ( Organisasi Kerja Sama Islam). Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan, organisasi negara muslim itu ingin memiliki statistik yang unik mengenai Islam. Statistik yang beda dari yang di produksi PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) ataupun yang dimiliki ASEAN. "Kami ingin tahu karakter demografi di negara muslim. Banyak yang ingin dikumpulkan seperti sekolah Islam, guru-guru di sekolah Islam yang lebih detail spefikasinya dari statistik yang sudah ada," ujarnya saat dihubungi KONTAN, Selasa (7/8). OIC sudah membentuk statistical commision (komisi statistikal) untuk membahas wacana tersebut. Wacana yang dirancang dari tahun 2011 ini sudah dibahas dua kali pertemuan OIC, terakhir di Ankara, Turki, Mei lalu. Menurut Suhariyanto, wacana statistik sangat penting karena potensi zakat di Indonesia sangat besar untuk mengentaskan kemiskinan. Belum lagi informasi makanan halal yang sangat diperlukan penduduk Indonesia yang mayoritas merupakan muslim.

Rencana lainnya adalah, BPS juga ingin lakukan perencanaan menggunakan kalender muslim (hijriyah). "Kami kurang peduli dengan infak dan zakat yang jumlahnya luar biasa. Statistiknya kurang bagus. Bukan hanya di Indonesia tapi juga negara muslim lainnya. Itu yang sedang kami bicarakan,” jelas Kecuk sapaan akrab Suhariyanto.

Pada pekan lalu Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Didin Hafidhuddin bilang, pengumpulan zakat secara nasional tahun 2011 mencapai Rp1,73 triliun atau naik 15,33% dibandingkan tahun 2010.


Sedangkan penerima manfaat melalui program penyaluran dana zakat tersebut sebanyak 1,7 juta orang. Indonesia dapat menjadi pionir dalam penyelenggaraan statistik tentang keislaman ini mengingat, negarat anggota OIC ini dari kawasan Timur Tengah dan Afrika yang mayoritas negara berkembang. Dalam praktiknya nanti BPS akan menyisipkan variabel-variabel survei yang dibutuhkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri