JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) terus menancapkan kuku bisnisnya. Melalui anak usahanya, PT Karya Lestari Sumber Alam, perusahaan kontraktor pertambangan berhasil mendapatkan kontrak jangka panjang dengan area konsesi seluas 1.883 hektare (ha)."Kontrak ini berdurasi empat tahun dengan nilai US$ 125 juta," kata Petrus Halim, Presiden Direktur INTA. Menurut Petrus, kontrak ini ia dapatkan dari PT Harsco Mineral, selaku pemilik ijin tambang batubara yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.Menurut Petrus, kontrak ini akan dilaksanakan pada Januari 2011. Untuk merealisasikan kontrak ini, maka INTA harus menyiapkan dana sebesar US$ 30 juta sebagai investasi awal dalam menyediakan alat berat dan infrastruktur pendukung. "Kami sudah mendapatkan banyak tawaran alat berat dari perusahaan leasing," tegasnya.Petrus bilang kontrak ini meliputi land clearing, pemindahan overburden, dan top soil. Tak hanya itu, kontrak ini juga berikut coal getting, coal hauling, road maintenance, dan drilling. Target produksi kontrak ini 42.000 metrik ton per bulan untuk batubara dan 1,5 juta BCM untuk overburden.Fred L Manibog, Direktur Keuangan INTA menambahkan, dengan kontrak yang didapatnya ini maka perusahaan optimis pada tahun depan akan membukukan pendapatan Rp 2,7 triliun. "Angka ini naik 40% dari target pendapatan tahun ini Rp 1,9 triliun," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
INTA kantongi kontrak pertambangan US$ 125 juta
JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) terus menancapkan kuku bisnisnya. Melalui anak usahanya, PT Karya Lestari Sumber Alam, perusahaan kontraktor pertambangan berhasil mendapatkan kontrak jangka panjang dengan area konsesi seluas 1.883 hektare (ha)."Kontrak ini berdurasi empat tahun dengan nilai US$ 125 juta," kata Petrus Halim, Presiden Direktur INTA. Menurut Petrus, kontrak ini ia dapatkan dari PT Harsco Mineral, selaku pemilik ijin tambang batubara yang berlokasi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.Menurut Petrus, kontrak ini akan dilaksanakan pada Januari 2011. Untuk merealisasikan kontrak ini, maka INTA harus menyiapkan dana sebesar US$ 30 juta sebagai investasi awal dalam menyediakan alat berat dan infrastruktur pendukung. "Kami sudah mendapatkan banyak tawaran alat berat dari perusahaan leasing," tegasnya.Petrus bilang kontrak ini meliputi land clearing, pemindahan overburden, dan top soil. Tak hanya itu, kontrak ini juga berikut coal getting, coal hauling, road maintenance, dan drilling. Target produksi kontrak ini 42.000 metrik ton per bulan untuk batubara dan 1,5 juta BCM untuk overburden.Fred L Manibog, Direktur Keuangan INTA menambahkan, dengan kontrak yang didapatnya ini maka perusahaan optimis pada tahun depan akan membukukan pendapatan Rp 2,7 triliun. "Angka ini naik 40% dari target pendapatan tahun ini Rp 1,9 triliun," tegasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News