JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk tak tergiur dengan tren pemulihan harga jual batubara yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Alih-alih memacu bisnis alat berat, pada tahun ini perusahaan tersebut memilih memupuk dua bisnis baru di sektor listrik dan manufaktur.Rupanya Intraco Penta sudah jengah dengan kinerja sektor alat berat yang menurun sejak tahun 2012 lalu. "Maka dari itu, kami mulai mengembangkan lini bisnis di sektor lain dengan menggandeng mitra-mitra, baik lokal maupun internasional," kata Fred Lopez Manibog, Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk, kepada KONTAN, Selasa (7/3).Sejatinya, Intraco Penta sudah merintis sekoci bisnis sejak tahun 2015. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham INTA di Bursa Efek Indonesia itu, berkongsi dengan Power Construction Corporation of China. Keduanya lantas mendirikan perusahaan patungan bernama PT Tenaga Listrik Bengkulu.
INTA mulai berpaling ke bisnis anyar
JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk tak tergiur dengan tren pemulihan harga jual batubara yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Alih-alih memacu bisnis alat berat, pada tahun ini perusahaan tersebut memilih memupuk dua bisnis baru di sektor listrik dan manufaktur.Rupanya Intraco Penta sudah jengah dengan kinerja sektor alat berat yang menurun sejak tahun 2012 lalu. "Maka dari itu, kami mulai mengembangkan lini bisnis di sektor lain dengan menggandeng mitra-mitra, baik lokal maupun internasional," kata Fred Lopez Manibog, Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk, kepada KONTAN, Selasa (7/3).Sejatinya, Intraco Penta sudah merintis sekoci bisnis sejak tahun 2015. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham INTA di Bursa Efek Indonesia itu, berkongsi dengan Power Construction Corporation of China. Keduanya lantas mendirikan perusahaan patungan bernama PT Tenaga Listrik Bengkulu.