KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen furnitur dan komponen bangunan, PT Integra Indocabinet Tbk (
WOOD) bersiap untuk memaksimalkan penjualan ke pasar ekspor di tengah kondisi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang menguat. Sebagaimana diketahui, dolar AS begitu perkasa di hadapan mata uang lain dalam beberapa waktu terakhir, termasuk rupiah. Pada Rabu (15/1), rupiah berada di level Rp 16.325 per dollar AS berdasarkan data Bloomberg. Investor Relations Integra Indocabinet Zefanya Angeline mengatakan, tren penguatan dolar AS tentu memberikan dampak positif mengingat penjualan WOOD berorientasi ekspor, terutama ke Negeri Paman Sam, dengan kontribusi lebih dari 90%. Kegiatan ekspor ini pun menggunakan mata uang dolar AS.
Di samping itu, WOOD juga diuntungkan lantaran bahan baku produk furnitur dan komponen bangunan perusahaan sebagian besar berasal dari dalam negeri. “Dengan begitu, margin keuntungan perusahaan akan meningkat ketika dolar AS menguat,” ujar dia, Selasa (15/1).
Baca Juga: Kerek Pendapatan, Integra (WOOD) Gandeng Ciputra (CTRA) Garap Proyek Perumahan Zefanya menambahkan, ancaman perang dagang yang berpotensi mencuat ketika Donald Trump menjadi Presiden AS tidak menimbulkan kekhawatiran bagi WOOD. Justru, perang dagang yang bakal melibatkan AS dan China bakal menguntungkan bagi negara-negara lain seperti Indonesia sebagai salah satu eksportir furnitur dan komponen bangunan terbesar ke pasar AS. Pihak WOOD masih akan terus meningkatkan pangsa pasarnya di AS. Maklum saja, AS merupakan negara importir furnitur terbesar di dunia dengan nilai mencapai lebih dari US$ 27 miliar di tiap tahunnya. “Peluang bagi perusahaan untuk ekspansi ke pasar AS masih terbuka lebar,” imbuh dia. Ditambah lagi, AS berencana meneriakkan tarif impor yang lebih tinggi kepada China, sehingga berpotensi terjadi peralihan impor furnitur dari negara lain yang salah satunya adalah Indonesia. Kendati tidak dijelaskan secara rinci, Manajemen WOOD optimistis dapat membukukan pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi pada 2025. Hal tersebut didukung oleh rencana ekspansi WOOD ke pasar AS di tengah kebijakan penerapan tarif impor tinggi kepada China hingga potensi tren penurunan suku bunga acuan pada tahun ini.
Dari berita sebelumnya, hingga kuartal III-2024, penjualan WOOD melonjak 25,44% year on year (yoy) menjadi Rp 2,13 triliun. Pada saat yang sama, laba bersih tahun berjalan WOOD melesat 74,34% yoy menjadi Rp 98,41 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari