KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Intergra Indocabinet Tbk (WOOD) menuai untung di tengah perang dagang yang semakin membara. Perusaahan asal Amerika Serikat mengalihkan ordernya ke negara Asean seperti Indonesia.
Corporate Secretary & Head of Investor Relation PT Intergra Indocabinet Tbk (WOOD) Wendy Chandra menjelaskan dampak dari perang dagang tentu memberi keuntungan untuk WOOD. “Bahkan sebelum terjadi perang dagang produk WOOD sudah lebih kompetitif dibanding produk furnitur dari China,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/6).
Dengan kenaikan tarif terhadap produk China sebagai akibat perang dagang dari 10% sebelumnya naik menjadi 25% membuat produk kayu WOOD memiliki harga yang lebih kompetitif. Terlebih lagi, tarif 25% ini bukan satu-satunya yang mengurangi daya saing dari produk furnitur China. Ada penerapan kebijakan pajak anti dumping dan pajak anti subsidi oleh AS kepada China yang malah memberi katalis positif bagi penjualan produk WOOD. Asal tahu saja, pada April 2019 lalu aliansi swasta the American Kitchen Cabinet Alliance (AKCA) sudah mengisi petisi terhadap kompetitornya yakni China untuk meminta investigasi atas
unfair trade yang bisa menyebabkan penerapan dua kebijakan tersebut lebih tinggi lagi. Salah satu produk kayu yang kena kebijakan ini adalah produk Plywood. Akibatnya “Beberapa waktu ini sudah banyak
customer dari AS yang mencari
supplier di luar China terutama di Indonesia,” jelasnya. Sampai saat ini permintaan AS ke produk WOOD terus meningkat. Wendy menjelaskan karena permintaannya terus naik jadi belum bisa disebutkan berapa nilai permintaannya. Namun target pendapatan tahun ini bisa mencapai Rp 3 triliun dan kontribusi ekspornya bisa di atas 20%. Perusahaan yang akan disasar di Amerika, Eropa dan Asia. Target keseluruhan yang sudah ditetapkan WOOD pada awal tahun adalah tumbuh 40%-50% di tahun ini fokus pada produk unggulan yang di ekspor ke AS yakni
millwork.
Wendy mengklaim kontribusi
prime moulding/millwork dapat mencapai 12% terhadap pertumbuhan penjualan ekspor. Sebelumnya WOOD telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan salah satu perusahaan AS berbasis distributor dan pengecer produk komponen bangunan untuk mengirim
millwork. Wendy mengharapkan distribusi ke AS dapat tumbuh konsisten mencapai kapasitas penuh yakni 250 kubik per bulan atau sekitar 50% dari penjualan konsolidasi tahun 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi