Integra Indocabinet (WOOD) Perluas Pasar Ekspor ke Eropa dan Asia Tenggara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menggelar ekspansi ke pasar Eropa dan Asia Tenggara. Emiten yang bergerak di industri kayu dan mebel ini juga bakal memperkuat pasar lokal.

Investor Relation Integra Indocabinet Fajar Andika mengungkapkan, langkah ekspansif tersebut merupakan strategi diverifikasi pasar WOOD. Adapun saat ini Amerika Serikat (AS) mendominasi dengan porsi sekitar 94% dari total ekspor.

Dus, WOOD ingin memperluas pasar di Eropa, antara lain ke Jerman dan Inggris Raya. WOOD juga menjajaki pasar Asia Tenggara, sembari mengembangkan penjualan produk di dalam negeri.


"Kami ada brand sendiri, KANA untuk pasar Indonesia dan sudah ada cabang di Jakarta dan Tangerang," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Kamis (9/3).

Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) Mulai Buyback Saham Hari ini (9/3)

Fajar membeberkan, pertumbuhan permintaan di segmen furniture set up masih stabil dan cenderung naik. Pada tahun lalu terdapat peningkatan lebih dari 20%. Sementara itu, permintaan di segmen building component turun hingga akhir tahun lalu.

Sejumlah katalis ditaksir bakal memoles prospek WOOD. "Kami harapkan dengan stabilnya ekonomi global dan suku bunga akan mendorong kembali permintaan building component di tahun ini," kata Fajar.

Selain itu, kebijakan global antidumping dan antisubsidy dari AS terhadap Tiongkok yang turut mendorong permintaan furnitur dari Indonesia, termasuk pada WOOD. "Dari kapasitas produksi kami sudah penuh sampai dengan kuartal pertama 2023 karena permintaan dari pelanggan di AS," imbuh Fajar.

WOOD pun telah meningkatkan kapasitas produksi sejak tahun 2021. Hingga menjadikan WOOD sebagai salah satu perusahaan dengan kapasitas produksi furnitur dan building component terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) Raih Peningkatan Penjualan Lebih dari 20% pada Tahun Lalu

WOOD mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 250 miliar untuk pembelian lahan dan penambahan kapasitas pada tahun lalu. Sedangkan untuk tahun ini, alokasi capex masih dalam perhitungan. "Kami berusaha mengoptimalkan utilisasi rate dari beberapa lini produksi," imbuh Fajar.

Berbarengan dengan strategi ekspansi tersebut, WOOD menggelar pembelian kembali saham (buyback). WOOD menyiapkan dana hingga Rp 50 miliar untuk aksi korporasi ini.

Jumlah saham yang akan dibeli kembali maksimum 100 juta saham dengan batas atas harga di Rp 500 per saham. Periode buyback ini dimulai hari ini, 9 Maret 2023 hingga 9 Juni 2023.

Fajar menyampaikan, aksi korporasi ini diharapkan dapat menstabilkan harga saham WOOD di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Selain itu, buyback juga dapat memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham WOOD secara fundamental.

"Hal ini juga dapat memberikan fleksibilitas dalam mengelola modal jangka panjang, dimana saham treasuri dapat dijual pada masa mendatang dengan nilai yang optimal jika Perseroan memerlukan penambahan modal," jelas Fajar. 

Baca Juga: Amerika Masih Menjadi Negara Tujuan Ekspor Integra Indocabinet (WOOD)

Saham WOOD bergerak di zona hijau hampir di sepanjang perdagangan Kamis (9/3). WOOD ditutup menguat 1,95% ke posisi harga Rp 418 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai secara teknikal WOOD sudah bergerak di atas garis MA20, setelah setahun terakhir berada dalam tren turun. Dalam jangka pendek, WOOD berpeluang menguji kembali level support di Rp 380.

"Selama masih ditutup di atas level tersebut, maka tren kenaikan dapat berlanjut kembali di tengah buyback saham yang berpotensi menjadi pendorong kenaikan harga," kata Ivan.

Pelaku pasar bisa mempertimbangkan buy on weakness saham WOOD dengan mencermati level support di harga Rp 380 dan resistance pada level Rp 496 per lembar saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati