Integra Indocabinet (WOOD) realisasikan capex Rp 80 miliar di semester I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) telah merealisasikan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) seniali Rp 80 miliar pada enam bulan pertama 2020.

Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (19/8), Wang Sutrisno, Direktur Independen Integra Indocabinet mengatakan, capex tersebut digunakan untuk melanjutkan rencana WOOD tahun lalu.

“Tahun ini, capex juga digunakan untuk pembelian mesin-mesin untuk bisa memproduksi kitchen cabinet dan vanities dimana Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan Anti-Dumping dan Countervailing Duty kepada China,” tulis Wang dalam rilis resmi, Rabu (19/8).


Baca Juga: Permintaan Tinggi, Ekspor Integra Indocabinet (WOOD) ke AS Naik 68%

Sebab, di awal tahun 2019, WOOD mengaku tidak mengetahui jika  pemerintah AS akan menerapkan Anti-Dumping dan Countervailing Duty ke produk-produk millwork dari Brazil dan China.

Dengan ekspansi pada produk Millwork yang telah dilakukan dan masih terus ditingkatkan, saat ini WOOD mengklaim sebagai produsen millwork terbesar di Asia Tenggara.

Wang mengatakan, kapasitas terpasang saat ini adalah sebesar 300 container per bulan. Pada tahun lalu, WOOD hanya memperkirakan produk ini cukup menarik dengan permintaan yang cukup stabil.

Namun ternyata, dengan adanya penerapan kebijakan Anti-Dumping dan Countervailing Duty oleh Amerika Serikat terhadap produsen utama produk millwork yaitu Brazil dan China, maka produk millwork WOOD dapat dengan mudah diserap pasar Amerika.

Sebelumnya, Wang memperkirakan  alokasi capex WOOD pada tahun ini berada di kisaran Rp 100 miliar, dengan maksimal alokasi mencapai Rp 120 miliar.

Baca Juga: Optimistis pendapatan tumbuh 20%, ini strategi Integra Indocabinet (WOOD)

Untuk diketahui, di tengah pandemi WOOD berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,13 triliun sepanjang semester pertama 2020 atau naik 16% secara year-on-year (YoY) bila dibandingkan dengan torehan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 977,54 miliar.

Wang mengatakan, kenaikan pendapatan ini seiring dengan tumbuhnya pendapatan ekspor, khususnya  dari pasar Amerika Serikat. Adapun dua produk yang mengalami  kenaikan permintaan yang cukup signifikan adalah produk furniture yang tumbuh 34% dan building component  yang tumbuh 48%.

Sebanyak Rp 969,05 miliar atau 85,4% dari total pendapatan WOOD merupakan hasil dari penjualan ekspor. Wang mengatakan, pendapatan ekspor ini naik 40,3% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 690,711 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto