Integrasi 3 Pilar Bisnis Lancar, Laba Bersih ASSA Tumbuh 37% YoY Jadi Rp 71 Miliar



KONTAN.CO.ID - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), emiten yang bergerak di bidang mobilitas, logistik dan penunjangnya membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp71 miliar pada kuartal 1 2024, atau tumbuh 37% YoY. Pertumbuhan laba bersih yang signifikan tersebut dapat diraih berkat keberhasilan ASSA dalam mengintegrasikan tiga pilar bisnis utama miliknya yaitu: 1) Transportasi (Sewa Kendaraan, Autopool dan Pengemudi); 2) Logistik End-to-end (ASSA Logistics dan Pengiriman Ekspres – Anteraja); dan 3) Ekosistem Kendaraan Bekas (Lelang – JBA dan Dealer Mobil Bekas Online-to-Offline – Caroline) di bawah anak perusahaan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk.

Pada kuartal pertama 2024 ini, pendapatan ASSA tumbuh sebesar 3,1% YoY menjadi Rp1,2 triliun dari pendapatan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp1,1 triliun. Bisnis penyewaan kendaraan untuk korporasi kembali menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan, dengan kontribusi sebesar 39% terhadap total pendapatan Perseroan.

“Kinerja yang pada kuartal pertama 2024 ini mencerminkan komitmen kami dalam mengejar bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan melalui setiap pilar bisnis. Bisnis awal kami, penyewaan kendaraan korporat telah kembali menjadi pendorong keuntungan yang signifikan, disusul oleh kinerja luar biasa dari bisnis kendaraan bekas. Di sisi lain, Cargoshare terus membuat kemajuan di bidang logistik B2B. Kami sangat bersemangat dengan kemajuan Anteraja yang bergerak menuju break-even dan semakin yakin akan profitabilitasnya di masa depan,” kata Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto.


Beban pokok pendapatan ASSA tercatat sebesar Rp842,4 miliar, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp848,7 miliar. Efisiensi yang dilakukan anak usaha, Anteraja berperan besar dalam penurunan beban pokok pendapatan Perseroan.

Anteraja tercatat berhasil menurunkan biaya produksi (COGS) sebesar 22,2% YoY, hingga mengantarkan ASSA meraih laba kotor sebesar Rp 339,5 miliar, meningkat 14,1% jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Lebih jauh, keberhasilan penghematan biaya operasional Anteraja juga berperan utama dalam mendorong laba operasional ASSA hingga tumbuh sebesar 45,5% YoY menjadi Rp 172,1 miliar pada periode ini. Anteraja sendiri pada periode ini telah sukses membalikkan keadaan, menjadi menghasilkan laba operasional sebesar Rp25,4 miliar dari menderita rugi bersih Rp34,7 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.

Sementara unit bisnis penjualan kendaraan bekas membukukan pertumbuhan laba usaha sebesar 50,9% YoY menjadi Rp48,3 miliar. Adapun bisnis lelang dari anak usaha PT JBA Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 129,1% YoY menjadi Rp 26,9 miliar.

Unit bisnis ASSA di bidang penyedia solusi logistik terintegrasi B2B, Cargoshare mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24,2% YoY menjadi Rp 71,7 miliar. Dalam hal ini, kontribusi dari pelanggan eksternal terhadap pendapatan terus meningkat menjadi 53,7% dari total pendapatan, dibandingkan kuartal 1 tahun 2023 yang sebesar 38,8%.

Melihat kinerja yang terus meningkat tersebut, pada tahun 2024 ini Perseroan telah mengalokasikan CAPEX sebesar Rp 1,3-1,5 triliun. Rencananya, CAPEX tersebut akan digunakan terutama untuk untuk pembaharuan armada Perseroan.

Sekilas mengenai PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)

PT Adi Sarana Armada Tbk, perusahaan publik sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2012 (ASSA: IJ). ASSA dimulai sebagai layanan penyewaan mobil B2B pada tahun 2003, kemudian mengembangkan Share Car, sebuah platform B2C untuk menyewakan kendaraan cadangan kepada individu. Setelah sekitar 4 tahun menyewakan kendaraannya, ASSA menjual kendaraan tersebut melalui bisnis pilar ketiga, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC: IJ), sebuah pasar otomotif omnichannel dengan dua pilar bisnis utama: 1) Bisnis lelang kendaraan bekas secara wholesale (JBA Indonesia) dan 2) Bisnis penjualan mobil bekas secara ritel Online-to-Offline (Caroline.id). Dalam rangka melengkapi bisnis mobilitas, tiga tahun sejak berdiri, ASSA sudah memasuki bisnis logistik pada tahun 2006, dimulai dengan logistik first dan midmile untuk B2B, diikuti oleh bisnis last-mile, Anteraja pada tahun 2019. Selain itu, ASSA juga telah memulai bisnis lain seperti pengembangan warehouse fulfillment – Titipaja (2021), CargoShare (2022), dan cold chain logistic services (2023). Ke depannya, ASSA bertujuan untuk menyediakan solusi logistik one stop solution bagi para pelanggannya.

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) Raih Pembiayaan Investasi Rp 1 Triliun dari BSI (BRIS)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti