KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk dalam bisnis hotel tidak membuat PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) meninggalkan lini usaha utamanya, yaitu produksi keramik. Perseroan ini optimistis bisa mendorong penjualan keramik lewat bisnis propertinya. Setiawan Widjojo, Presiden Komisaris IKAI mengatakan, kedua lini bisnis tersebut bisa saling mendukung. Aset hotel dan villa harus menggunakan produk keramik Intikeramik. "Jadi nanti bakal punya captive market yang lumayan," katanya beberapa waktu lalu. Seperti yang diketahui, IKAI tengah membangun hotel dan villa di Bali dan Medan. Salah satu proyek fasilitas penginapan di Ubud, Bali misalnya memakan dana hingga Rp 817 miliar. Pembangunan proyek tersebut sudah dimulai. Intikeramik telah mendapatkan investor dan mengakuisisi beberapa perusahaan terkait proyek tersebut. Adapun kata Yohas Raffli, Presiden Direktur IKAI menambahkan, permintaan keramik milik Intikeramik dengan merek Essenza bakal diikuti saat pembangunan properti berjalan. Kemungkinan di akhir 2018 penjualan keramik kepada proyek ini bakal terasa," ujarnya. IKAI memiliki kapasitas produksi keramik mencapai 4,2 juta meter persegi per tahun. Namun saat ini, kata Yohas, pabrik hanya menggunakan kemampuan produksi sebanyak 1 juta meter persegi per tahun lantaran sebagian besar alat masih direstorasi. "Capital expenditure (capex) tahun depan hanya Rp 7 miliar untuk peremajaan mesin," kata Yohas.
Integrasi Intikeramik di bisnis hotel dan keramik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk dalam bisnis hotel tidak membuat PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) meninggalkan lini usaha utamanya, yaitu produksi keramik. Perseroan ini optimistis bisa mendorong penjualan keramik lewat bisnis propertinya. Setiawan Widjojo, Presiden Komisaris IKAI mengatakan, kedua lini bisnis tersebut bisa saling mendukung. Aset hotel dan villa harus menggunakan produk keramik Intikeramik. "Jadi nanti bakal punya captive market yang lumayan," katanya beberapa waktu lalu. Seperti yang diketahui, IKAI tengah membangun hotel dan villa di Bali dan Medan. Salah satu proyek fasilitas penginapan di Ubud, Bali misalnya memakan dana hingga Rp 817 miliar. Pembangunan proyek tersebut sudah dimulai. Intikeramik telah mendapatkan investor dan mengakuisisi beberapa perusahaan terkait proyek tersebut. Adapun kata Yohas Raffli, Presiden Direktur IKAI menambahkan, permintaan keramik milik Intikeramik dengan merek Essenza bakal diikuti saat pembangunan properti berjalan. Kemungkinan di akhir 2018 penjualan keramik kepada proyek ini bakal terasa," ujarnya. IKAI memiliki kapasitas produksi keramik mencapai 4,2 juta meter persegi per tahun. Namun saat ini, kata Yohas, pabrik hanya menggunakan kemampuan produksi sebanyak 1 juta meter persegi per tahun lantaran sebagian besar alat masih direstorasi. "Capital expenditure (capex) tahun depan hanya Rp 7 miliar untuk peremajaan mesin," kata Yohas.