Intel menjajal bisnis mobil tanpa sopir



JERUSALEM. Persaingan teknologi otomotif mengemudi tanpa sopir (driverless) semakin ketat. Intel Inc mengumumkan rencananya merambah bisnis teknologi otomotif itu dengan mengakuisisi Mobileye, sebuah perusahaan teknologi otomotif.

Akuisisi bernilai US$ 15,3 miliar tersebut merupakan pintu gerbang Intel mengembangkan teknologi driverless bagi pasar global. Akuisisi itu juga akan menjadikan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut sebagai pemasok cip komputer terdepan bagi pasar otomotif.

Intel kelak akan menguasai portofolio bisnis Mobileye yang cukup luas, meliputi kamera, cip sensor, jaringan mobil, petunjuk jalan, informasi mesin, perangkat lunak cloud, hingga berbagai data manajemen kendaraan.


Analis Ioop Capital Markets Besty Van Hees menilai langkah Intel sebagai peluang besar masuk ke pasar dengan proyeksi pertumbuhan bisnis yang tinggi. Teknologi yang dimiliki Mobileye, menurut Besty, sangat penting bagi perkembangan bisnis Intel.

Intel memang sedang berusaha memacu pendapatan lain di luar bisnis utama dengan mengakuisisi bisnis di luar intinya. Tahun lalu, perusahaan tersebut membeli McAfee senilai US$ 7,7 miliar. Akuisisi ini dilakukan melalui divisi keamanan siber Intel.

Brian Krzanich Chief Executive Officer (CEO) Intel mengatakan, akuisisi Mobileye mirip dengan penggabungan kecerdasan antara mata dan otak. "Ini adalah persatuan antara kecerdasan otak dan mata untuk membuat mobil yang hebat," kata Krzanich seperti dikutip Reuters, Selasa (14/3).

Mobileye kelak akan memasok kamera terintegrasi, cip dan perangkat lunak untuk membantu sopir mengemudi. Mobileye yang didirikan tahun 1999, menyumbang 70% sistem bantuan bagi sopir dan sistem anti tabrakan. Perusahaan ini mencatat laba bersih mencapai US$ 173 juta di akhir tahun 2016.

Kemahalan

Asal tahu saja, demi mencaplok Mobileye, Intel bersedia membayar setara 60 kali dari laba Mobileye. Analis B. Riley Craig Ellis menilai harga yang dibayar Intel terlalu mahal. "Enam kali lebih mahal dari kesepakatan yang terjadi di industri semikonduktor dalam tiga tahun terakhir," ujar Ellis.

Meski Intel telah berinvestasi setidaknya di hampir setengah lusin perusahaan start up, namun tidak kemudian langsung meningkatkan posisi Intel di bisnis teknologi driverless.

Seperti diketahui, Intel telah mengembangkan berbagai komponen berbeda mulai dari sistem self driving hingga sensor robot. Namun kali ini, bisnis yang diakuisisi Intel di luar dari bisnis intinya. Walau diakui Advisors Semiconductor Industri, ini sebagai langkah strategis Intel.

Perlu diketahui, Uber dan Google tengah gencar mengembangkan sistem driverless dan autopilot. Bain & Company memprediksikan, tahun 2025 nilai pasar bisnis teknologi driverless akan mencapai US$ 25 miliar per tahun.

Editor: Rizki Caturini