JAKARTA. Ketua Komisi III, I Gede Pasek Suardika mengatakan, peristiwa penembakan sejumlah anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) oleh oknum tak dikenal menunjukkan pola baru terorisme. Karena itu, kata dia, kasus tersebut harus ditangani dengan serius. Ia meminta masyarakat memberikan dukungan moral yang kuat kepada Polri. "Sebab penembakan ini adalah bentuk balas dendam terhadap keberhasilan Polri dalam memberantas terorisme," kata Pasek pada KONTAN, di Gedung DPR, Senin, (19/8). Politisi Demokrat tersebut menilai, keberhasilan Polri yang berulang kali menggagalkan aksi terorisme membuat para teroris memilih pola baru dalam menebarkan teror. Jika dulu para teroris banyak menyasar simbol-simbol asing, kini sasaran berubah terhadap simbol-simbol negara Indonesia. "Tentunya termasuk Polri," kata Pasek. Pasek mengaku dirinya masih meyakini bahwa Polri akan mampu mengatasi masalah ini. Namun, melihat kondisi terakhir di mana simbol negara mulai diserang, ia meminta seluruh aparat keamanan negara ikut membantu Polri. "Saya kira sudah waktunya Intelijen maupun TNI juga memberikan bantuan," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, dalam dua bulan terakhir, tiga anggota Polri menjadi sasaran terorisme dan tewas tertembak. Menurut Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Marciano Norman, BIN telah mengingatkan Polri akan potensi aksi balas dendam kelompok bersenjata kepada aparat kepolisian.
Intelijen dan TNI harus bantu Polri basmi teroris
JAKARTA. Ketua Komisi III, I Gede Pasek Suardika mengatakan, peristiwa penembakan sejumlah anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) oleh oknum tak dikenal menunjukkan pola baru terorisme. Karena itu, kata dia, kasus tersebut harus ditangani dengan serius. Ia meminta masyarakat memberikan dukungan moral yang kuat kepada Polri. "Sebab penembakan ini adalah bentuk balas dendam terhadap keberhasilan Polri dalam memberantas terorisme," kata Pasek pada KONTAN, di Gedung DPR, Senin, (19/8). Politisi Demokrat tersebut menilai, keberhasilan Polri yang berulang kali menggagalkan aksi terorisme membuat para teroris memilih pola baru dalam menebarkan teror. Jika dulu para teroris banyak menyasar simbol-simbol asing, kini sasaran berubah terhadap simbol-simbol negara Indonesia. "Tentunya termasuk Polri," kata Pasek. Pasek mengaku dirinya masih meyakini bahwa Polri akan mampu mengatasi masalah ini. Namun, melihat kondisi terakhir di mana simbol negara mulai diserang, ia meminta seluruh aparat keamanan negara ikut membantu Polri. "Saya kira sudah waktunya Intelijen maupun TNI juga memberikan bantuan," pungkasnya. Sebagaimana diketahui, dalam dua bulan terakhir, tiga anggota Polri menjadi sasaran terorisme dan tewas tertembak. Menurut Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Marciano Norman, BIN telah mengingatkan Polri akan potensi aksi balas dendam kelompok bersenjata kepada aparat kepolisian.