Intelijen Inggris: Saat Ini Rusia Bergantung Pada Tentara Bayaran



KONTAN.CO.ID - LONDON. Kementerian Pertahanan Inggris, melalui badan intelijennya, pada hari Senin (18/7) menemukan fakta bahwa saat ini Rusia bergantung pada tentara bayaran untuk meneruskan aksinya di Ukraina.

Intelijen juga menemukan bahwa kontraktor militer swasta terkenal bernama Wagner Group adalah pemasok prajurit utama bagi Rusia.

"Wagner hampir pasti memainkan peran sentral dalam pertempuran baru-baru ini, termasuk penangkapan Popasna dan Lysyschansk. Pertempuran ini telah menimbulkan banyak korban di kelompok itu," ungkap kementerian dalam pernyataannya, seperti dikutip CNBC.


Dalam laporan intelijen yang dirilis secara terbuka melalui akun Twitternya, Kementerian Pertahanan Inggris juga menyebut bahwa saat ini Wagner mulai menurunkan standar perekrutan prajurit baru.

Baca Juga: China Meminta AS & Inggris Diperiksa Atas Kejahatan Perang dan Pelanggaran HAM

Dijelaskan bahwa saat ini mereka mulai merekrut narapidana serta individu yang sebelumnya masuk dalam daftar hitam pemerintah. Pelatihan pun diberikan secara terbatas demi mempercepat mobilisasi.

Meski disangkal oleh Kremlin, kehadiran sosok Yevgeny Prigozhin membuat dugaan kerja sama pemerintah dengan Wagner semakin kuat.

Prigozhin adalah seorang oligarki Rusia dan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin yang secara luas diduga sebagai kepala de-facto Wagner Group. Baru-baru ini, Prigozhin dinobatkan sebagai Pahlawan Federasi Rusia karena peran Wagner di Luhansk.

Di sisi lain, intelijen Inggris melihat penggunaan tentara bayaran ini justru akan menurunkan moral militer Rusia.

Baca Juga: Perang di Ukraina Menyulut Kekhawatiran Jepang Soal Senjata Nuklir

"Pada saat sejumlah komandan militer Rusia yang sangat senior sedang diganti, kemungkinan akan memperburuk keluhan antara militer dan Wagner. Ini juga kemungkinan akan berdampak negatif pada moral militer Rusia," ungkap laporan intelijen Inggris.

Wagner Group diketahui telah mengirimkan pasukannya ke banyak wilayah konflik, mulai dari Mali, Libya, Suriah, Mozambik, dan Republik Afrika Tengah.

Banyak kelompok HAM menuduh tentara bayarannya telah melakukan pembantaian sipil dan pelanggaran HAM lainnya.

Meskipun keberadaannya tidak pernah jelas, tapi kelompok ini diyakini pertama kali muncul selama aneksasi ilegal Rusia atas Krimea pada tahun 2014. Sejak saat itu, Wagner Group mulai populer di setiap konflik.