JAKARTA. Rupiah berhasil ditutup menguat, setelah kemarin, sempat menyentuh Rp 9.800 per dollar AS. Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1,2% dibandingkan penutupan, Jumat (4/1), ke 9.670. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,65% ke 9.738. Analis Divisi Treasury BNI, Raditya Ariwibowo mengungkapkan, intervensi BI membatasi rupiah melemah, kemarin. Dari eksternal, data nonfarm payrolls AS yang positif menjadi alasan pelaku pasar cenderung memegang dollar AS. “Pelaku pasar memegang dollar AS sebagai safe haven,” tutur dia. Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menuturkan, data eksternal lainnya membuat rupiah bisa terangkat. Salah satunya adalah hasil penjualan ritel di Eropa yang diperkirakan membaik dari -1,2% menjadi 0,3%. Selain itu, neraca perdagangan Jerman diproyeksi meningkat.
Intervensi BI mampu jaga rupiah
JAKARTA. Rupiah berhasil ditutup menguat, setelah kemarin, sempat menyentuh Rp 9.800 per dollar AS. Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1,2% dibandingkan penutupan, Jumat (4/1), ke 9.670. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,65% ke 9.738. Analis Divisi Treasury BNI, Raditya Ariwibowo mengungkapkan, intervensi BI membatasi rupiah melemah, kemarin. Dari eksternal, data nonfarm payrolls AS yang positif menjadi alasan pelaku pasar cenderung memegang dollar AS. “Pelaku pasar memegang dollar AS sebagai safe haven,” tutur dia. Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menuturkan, data eksternal lainnya membuat rupiah bisa terangkat. Salah satunya adalah hasil penjualan ritel di Eropa yang diperkirakan membaik dari -1,2% menjadi 0,3%. Selain itu, neraca perdagangan Jerman diproyeksi meningkat.