JAKARTA. Intervensi Bank Indonesia (BI) mengatrol nilai rupiah yang babak belur hari ini. Kurs tengah BI untuk pasangan (pairing) USD/IDR sore ini ditutup di posisi 9.310 (25/5). Di pasar spot pukul 16.54, dollar Amerika Serikat (AS) masih di kisaran Rp 9.453,75. Level tersebut sudah cukup terangkat setelah sebelumnya sempat melesat ke level tertinggi sejak tahun 2009 silam yaitu di level Rp 9.539,37.Adapun menurut data IQPlus, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berhasil ditutup di level Rp 9.280, setelah sebelumnya ambles ke Rp 9.515."Menjelang sesi dua, BI dengan cantik melakukan intervensi dan mengembalikan spot rupiah domestik ke level 9.280, dan indeks saham pun berhasil ditutup di atas 3.900," ujar Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, Jumat (25/5). Edwin menilai, saat ini para spekulan tengah menepuk dada tanda kegirangan telah berhasil memperdaya investor lokal sehingga sempat panik dengan melepas saham. "Berkaca dari kejadian Jumat ini, harusnya investor domestik semakin dewasa bahwa secara fundamental ekonomi sejatinya tidak ada alasan bagi rupiah bisa jatuh tajam seperti itu," papar Edwin.
Intervensi BI mengatrol rupiah kembali
JAKARTA. Intervensi Bank Indonesia (BI) mengatrol nilai rupiah yang babak belur hari ini. Kurs tengah BI untuk pasangan (pairing) USD/IDR sore ini ditutup di posisi 9.310 (25/5). Di pasar spot pukul 16.54, dollar Amerika Serikat (AS) masih di kisaran Rp 9.453,75. Level tersebut sudah cukup terangkat setelah sebelumnya sempat melesat ke level tertinggi sejak tahun 2009 silam yaitu di level Rp 9.539,37.Adapun menurut data IQPlus, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berhasil ditutup di level Rp 9.280, setelah sebelumnya ambles ke Rp 9.515."Menjelang sesi dua, BI dengan cantik melakukan intervensi dan mengembalikan spot rupiah domestik ke level 9.280, dan indeks saham pun berhasil ditutup di atas 3.900," ujar Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, Jumat (25/5). Edwin menilai, saat ini para spekulan tengah menepuk dada tanda kegirangan telah berhasil memperdaya investor lokal sehingga sempat panik dengan melepas saham. "Berkaca dari kejadian Jumat ini, harusnya investor domestik semakin dewasa bahwa secara fundamental ekonomi sejatinya tidak ada alasan bagi rupiah bisa jatuh tajam seperti itu," papar Edwin.