KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada awal perdagangan di bulan Desember ini melemah. Data
Bloomberg pada Senin (2/12) Pukul 09.38 WIB menyebutkan nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,09% di level Rp 14.120 per dolar AS. Asal tahu saja, pasca pendatanganan UU HAM dan Dekorasi Hong Kong oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu pro kontra yang selain berdampak pada pendatanganan kesepakatan dagang tahap 1 juga berdampak pada keluarnya dana asing dari pasar saham Indonesia.
Baca Juga: Kurs Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas Hingga Akhir tahun Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim sebut investor cenderung kecewa dengan sikap Trump yang mendatangani RUU HAM dan Demorasi Hongkong. Ibrahim sebut adanya sentimen negatif ini akan memicu tertekannya rupiah bahkan hingga akhir tahun. “Sampai akhir tahun ini di bulan Desember kemungkinan besar rupiah masih akan tertekan disebabkan salah satunya masalah perang dagang dan Hongkong. Kita tahun hingga saat ini Hongkong masih megalami suatu permasalan politik dimana demonstrasi belum berhenti sehigga perekonomian di Hongkong jadi Mati Suri,” tutur Ibrahim semalam.
Baca Juga: Mumpung Rupiah Lagi Stabil, Anak KLBF Memborong Bahan Baku Obat premium Selain itu, GDP Cina yang diprediksikan akan berada di bawah 5% tahun depan menurut Ibrahim memaksa Cina harus menadtangani kesepakatan dagang tahap 1. Pasalnya ada kemungkinan Amerika akan kembali menerapkan kebijakan bea import pada tanggal 15 Deember mendatang. Kisruh perang dagang inilah yang menjadi sebab arus permodalan asing dalam negeri keluar dalam bentuk profit taking investor. Disisi lain, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri sebut meskipun investor asing rama-ramai lenggangkan kaki dari pasar investasi Indonesia, khususnya pasar obligasi masih menunjukkan performa yang positif. Data-data ekonomi yang akan keluar pekan depan diharapkan dapat jadi sentimen positif yang dapat membangkitkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Pasalnya, Reny sebut hingga saat ini belum ada katalis positif dari domestik yang bisa mengangkat rupiah sehingga tidak bisa menaham penguatan dollar AS atas rupiah.
Perang dagang yang nampaknya belum akan selesai dalam aktu dekat, buat Ibrahim nilai hingga akhir tahun rupiah akan kembali tertekan di level Rp 14.200 terutama jika perang dagang terus memanas.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri memprediksi inflasi November 2019 sebesar 0,22% Disisi lain, harapan atau katalis positif muncul dari Inggris jika dimenangkan Boris Jhonson dapat memabwa rupiah dibawah Rp 14.200. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini