Intikeramik (IKAI) Bidik Perbaikan Fundamental Keuangan & Membalik Rugi Jadi Laba



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) ingin membalikkan kerugian menjadi laba sembari memperbaiki fundamental keuangan. IKAI menjadikan kuartal IV-2025 sebagai momentum untuk memacu perbaikan operasional dan kinerja bisnis.

Sampai dengan kuartal III-2025, kinerja keuangan IKAI masih tertekan. Pendapatan IKAI anjlok 33,31% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 146,56 miliar menjadi Rp 97,73 miliar.

Pendapatan IKAI hingga September 2025 berasal dari segmen bisnis keramik sebesar Rp 46,18 miliar dan dari segmen bisnis hotel senilai Rp 51,54 miliar. Masing-masing mengalami penurunan sebanyak 43,99% (yoy) dan 19,58% (yoy).


Sejalan dengan penurunan pendapatan, kerugian IKAI membengkak. Rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk IKAI melonjak 516,66% (yoy) dari Rp 1,80 miliar menjadi Rp 11,10 miliar.

Baca Juga: Industri Panas Bumi Dinilai Makin Prospektif, Pemerintah Diminta Percepat Eksplorasi

Direktur Utama Intikeramik Alamasri Industri, Desra Firza Ghazfan membeberkan bahwa di segmen manufaktur keramik, IKAI memasuki periode pemeliharaan besar (major maintenance).

"Artinya mesin-mesin diperbaiki, diservis untuk memastikan tetap berjalan lancar tanpa kendala," kata Desra dalam paparan publik yang berlangsung pada Rabu (10/12/2025).

Desra menggambarkan periode kuartal pertama dan kedua 2025 merupakan masa pra-pemulihan bagi IKAI. Sementara pada kuartal ketiga menjadi awal fase pemulihan. Sebab, proses maintenance sudah selesai pada akhir kuartal III-2025.

Selain karena major maintenance, tantangan datang dari kelangkaan pasokan gas yang sempat melanda sejumlah kawasan di Jawa Barat. Situasi ini berdampak terhadap kenaikan biaya produksi.

Sementara di segmen hotel, Desra menyampaikan tingkat keterisian (okupansi) cukup memuaskan. Rata-rata okupansi tertinggi berada di hotel Swiss-Belinn Gajah Mada Medan yang mencapai sekitar 90% hingga kuartal III-2025. 

Rata-rata okupansi di hotel Swiss-Belhotel Bogor sekitar 70%, sedangkan okupansi di Hotel Saka Medan berada di level 40%. Desra pun optimistis pada penghujung tahun ini IKAI bakal bisa memacu perbaikan kinerja dari segmen bisnis keramik maupun hotel.

Manajemen IKAI memproyeksikan pendapatan pada kuartal IV-2025 bakal menembus Rp 51,68 miliar. Jauh lebih baik ketimbang rata-rata pendapatan pada kuartal I-III yang berada di bawah level Rp 36 miliar per kuartal.

 
IKAI Chart by TradingView

Dengan estimasi tersebut, Manajemen IKAI memprediksi pendapatan konsolidasi pada akhir 2025 bisa mencapai sekitar Rp 149,41 miliar. Lonjakan pendapatan ini bakal memperbaiki posisi laba kotor, laba operasional hingga EBITDA.

"Pada kuartal keempat kami sudah dapat melakukan pembenahan, dilihat dari sisi keuangan angkanya "biru", mulai dari Oktober, November dan awal Desember, tren-nya nggak "merah" lagi," terang Desra.

Manajemen IKAI pun sedang melakukan finalisasi rencana kerja dan target untuk tahun 2026. Desra menegaskan, target utama IKAI pada tahun depan adalah bisa membalikkan kerugian menjadi laba bersih.

"Target dan objektif 2026 sangat simpel, yaitu bottom line semua anak usaha tidak hanya "biru", tapi juga harus cukup untuk memuaskan pemegang saham," terang Desra.

Desra mengakui, masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan oleh manajemen baru IKAI. Adapun, jajaran komisaris dan direksi IKAI baru ditetapkan pada Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 1 Oktober 2025. 

Desra menyoroti sederet PR utama IKAI, yakni pelunasan utang, penyelesaian persoalan hukum, serta memperbaiki fundamental keuangan, kinerja bisnis dan inefisiensi.

"Itu PR yang harus kami selesaikan, sehingga ke depannya IKAI menjadi perusahaan yang sehat, mampu berkompetisi dan profit oriented," tegas Desra.

Baca Juga: Dorong UMKM Naik Kelas dengan Penguatan Keamanan Digital

Komisaris Utama Intikeramik Alamasri Industri, William Eduard Daniel menambahkan bahwa salah satu target manajemen baru adalah menormalkan perdagangan saham IKAI di Bursa Efek Indonesia. Sebab, sampai saat ini saham IKAI masih terjerembap di papan pemantauan khusus.

"Saham dalam pemantauan khusus terjadi karena kondisi-kondisi tertentu. Salah satunya karena fundamental keuangan perusahaan tidak baik. Untuk memenuhi agar saham bisa kembali normal, tentu kami perlu upaya keras," kata Daniel.

Fokus utama IKAI adalah memperbaiki kinerja produksi, penjualan, serta kondisi fundamental keuangan. Daniel bilang, IKAI pun menyiapkan aksi korporasi sebagai bagian dari strategi tersebut. Adapun, salah satu target yang ingin dicapai adalah memperbaiki posisi ekuitas agar tidak negatif.

"Dalam waktu dekat kami akan sampaikan (aksi korporasi), ini hal yang harus dilakukan. Berbagai perbaikan dan aksi korporasi ini juga menjadi bagian upaya kami untuk menormalkan lagi perdagangan saham IKAI," tandas Daniel. 

Selanjutnya: Di Tengah Tantangan Ekonomi, Krom Bank Optimistis Tutup 2025 dengan Kinerja Solid

Menarik Dibaca: Persib Bandung vs Bangkok United di ACL 2: Prediksi Skor, Head to head, dan Line up

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News