KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (
DILD) mengakui jika sepanjang 2021 lalu permintaan untuk segmen komersial dan industri masih stagnan. Archied Noto Pradono, Direktur DILD menguraikan jika permintaan lahan industri masih mencetak permintaan yang lebih baik walaupun terbatas, jika dibandingkan dengan komersial. "Masih stagnan untuk permintaan komersial dan industri di kami, komersial sewa dan jual
office strata di kami, lahan industri juga terbatas. Namun ini masih lebih baik dibandingkan komersial," tutur Archied kepada Kontan, Sabtu (12/3).
Namun demikian, lanjut Archied, secara keseluruhan permintaan di segmen komersial dan industri pada tahun 2021 tersebut, masih lebih baik bila dibandingkan dengan pencapaian 2020.
Baca Juga: Penjualan Sektor Properti Diproyeksi akan Pulih Tahun Ini Ia berkata, tahun ini pihaknya optimistis permintaan akan lebih baik dibandingkan dengan 2021. Hal ini dilihatnya dari kasus dan dampak Covid-19 yang membaik. Pihaknya melanjutkan, masih akan terus mengandalkan produk unggulan dari segmen komersial penyewaan dan penjualan ruang kantor yang terletak di South Quarter, Spqzio Tower dan Praxis yang terletak di Surabaya. "Untuk produk komersial, kami mengandalkan ruko komersial di Talaga Bestari untuk menunjang kawasan Duo Talaga Bestari. Serta Soho Aurora untuk kawasan Graha Natura di Surabaya," sambungnya. Tahun ini, DILD memasang target pra penjualan atau
marketing sales mencapai Rp 2,4 triliun atau naik 46% dari realisasi
marketing sales tahun 2021 senilai Rp 1,64 triliun. Optimisme tersebut utamanya didorong pula oleh realisasi
marketing sales DILD di tahun 2021 yang melonjak 75% dari capaian realisasi
marketing sales tahun 2020 senilai Rp 937 miliar. Adapun target
marketing sales di tahun 2022 dikalkulasikan DILD dari proyek-proyek dengan komposisi 55% perumahan
landed, 35%
mixed -
use & highrise , dan 11% dari kawasan industri.
Sejauh ini, kontribusi penjualan terbesar Intiland ada di sektor perumahan
landed (rumah tapak) sebesar 56% dari total penjualan. Lalu diikuti
mixed - use & highrise 24%, kawasan industri 20%. Terkait pendapatan, DILD mengantongi Rp 1,82 triliun hingga September 2021. Dari sisi lainnya, Intiland mencatatkan rugi bersih senilai Rp 77,321 miliar di kuartal III 2021. Rugi tersebut memburuk dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yakni DILD membukukan laba bersih Rp 39,453 miliar. Guna memuluskan proyeksi di tahun ini, DILD telah mengalokasikan capex Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk penyelesaian konstruksi dan
landed house yang telah terjual. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .