KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Intiland Development Tbk (
DILD) menyatakan bahwa permintaan apartemen masih stagnan. Direktur DILD Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya belum memiliki gambaran detail mengenai permintaan dan suplai, tapi jika melihat hasil DILD menilai suplai apartemen masih lebih banyak dibandingkan dengan permintaan. "Permintaan apartemen masih stagnan, saya belum ada gambaran mengenai
demand supply, tapi kalo lihat
result kami masih
overhang supply-nya," jelasnya kepada Kontan, Rabu (26/10).
Lebih jauh, mengenai harga yang dibanderol, DILD juga mengungkapkan harga apartemen masih stagnan hingga kini. Pihaknya masih bertahan dengan adanya penurunan harga. Intiland sendiri tercatat mengelola dan mengembangkan bangunan apartemen mewah di antaranya adalah Apartemen, South Quarter Rés yang berlokasi di koridor utama TB Simatupang, Jakarta, 57 Promenade dan juga Regatta.
Baca Juga: Harga Bahan Bangunan Naik, Ini yang Dilakukan Intiland (DILD) Archied mengatakan pihaknya membanderol harga per unit dari mulai Rp 3 miliar sampai 10 miliar per unit. "Harga saat ini masih stagnan, turun kita masih bertahan. Tapi harga
secondary memang kalo ada yang butuh dana pasti ada yang koreksi di transaksinya, namun saya tidak mengomentari
secondary ini," sambungnya. Pihaknya masih menyiasati stagnasi penjualan apartemen dengan strategi
gimmick dan konsep lokasi. Langkah ini dijalankan ke depan untuk fokus mencari pembeli
end user. Sementara itu, segmen
landed properti tercatat menyumbang kontribusi lebih baik. Archied mengakui tak hanya rumah tapak, penjualan lahan kawasan industri juga masih mencatat permintaan yang positif hingga kini. Namun pihaknya enggan mengelaborasi lebih jauh. "
Landed properti masih positif untuk
demand, kawasan industri juga masih cukup baik, perkantoran masih stagnan, tapi kantor South Quarter kita cukup bagus, sebanyak 91% udah
comitted tersewa saat ini," kata dia.
Di semester II ini DILD masih akan meluncurkan kluster-kluster baru dari proyek rumah tapak
eksisting seperti di Serenia Hills, Graha Natura, dan Amnesta Living. Sebagai informasi, pada semester pertama 2022, DILD membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 960,4 miliar. Jumlah itu turun 14,13% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,11 triliun. Di sisi lain, rugi bersih emiten properti ini melonjak menjadi Rp 162,92 miliar di semester pertama 2022. Pada semester I 2021, rugi DILD sebesar Rp 23,13 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .