Intiland fokus genjot pendapatan berulang



JAKARTA. Tidak mau hanya menggantungkan pendapatan dari penjualan proyek properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) berniat menggenjot pendapatan berulang atawa recurring income. Perusahaan ini berharap porsi pendapatan berulang yang masih minim bisa terangkat 20%-30% pada 2019.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, pertumbuhan pendapatan berulang ini berasal dari proyek komersial yang bakal beroperasi mulai tahun ini sampai dengan empat tahun mendatang. "Saat ini pendapatan berulang kami belum sampai 10%," jelasnya dalam paparan publik, Selasa (9/6).

Adapun proyek komersial Intiland itu antara lain kantor dan ritel di South Quarter, ritel di Kebon Melati I, serta hotel dan ritel di Spazio. Lantas ada kantor, hotel dan ritel di Praxis. Serta kantor, ritel, dan apartemen servis di Kebon Melati II.


Intiland melalui anak usaha di bisnis perhotelan, PT Intiwhiz International juga akan membuka sepuluh hotel baru sepanjang tahun ini. Hotel anyar tersebut akan menambah panjang portofolio hotel Intiwhiz yang saat ini berjumlah delapan hotel.

Archied mengakui saat ini, Intiland pilih menahan ekspansi proyek baru karena industri properti menghadapi tekanan yang cukup berat tahun ini. Makanya, Intiland hanya berencana melanjutkan pengembangan proyek yang kini sudah berjalan.

Salah satu rencana ekspansi Intiland yang mendapat banyak sorotan adalah reklamasi pulau H seluas 63 hektare (ha) di pantai utara Jakarta. Namun Intiland belum bisa memulai reklamasi karena izin reklamasi belum turun meski izin prinsip sudah ada.

Walaupun minim proyek baru, Intiland tetap percaya diri bisa mengantongi marketing sales Rp 3 triliun tahun ini, atau tumbuh 18% di atas pencapaian 2014 sebesar Rp 2,54 triliun. Namun Intiland harus bekerja keras mengejar target ini, soalnya marketing sales sampai dengan kuartal I-2015 baru Rp 261 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan