Intiland tak seagresif tahun lalu



JAKARTA. PT Intiland Development Tbk tak akan agresif berekspansi pada tahun ini. Perusahaan ini hanya akan melanjutkan pengembangan proyek yang sudah berjalan di Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur.

Intiland Development menilai, kondisi perekonomian tahun ini belum sejalan dengan harapan mereka. "Belum ada proyek baru, kan kondisi pasar masih lesu," ujar Suhendro Prabowo, Vice President dan Chief Operating Officer PT Intiland Development Tbk, Jumat (4/3).

Beberapa proyek di Jakarta yang akan menjadi perhatian Intiland Development tahun ini seperti proyek Aeropolis di Cengkareng, hunian Talaga Bestari di Jakarta Barat, dan perkantoran South Quarter di Jalan T. B Simatupang. Ada pula proyek tahap II Regatta The Icon di Pantai Mutiara dan Serenia Hills di Lebak Bulus Jakarta Selatan. Sementara, di Surabaya, Intiland Development akan melanjutkan tiga proyek. Ketiganya yakni apartemen Graha Golf, apartemen The Rosebay, dan Spazio Tower.


Selain tak meluncurkan rencana pembangunan proyek anyar, Intiland Development juga tak berhasrat menambah lahan baru. Perusahaan dengan kode saham DILD di Bursa Efek Indonesia itu beralasan, masih punya cadangan lahan yang cukup di Maja, Banten. Mereka akan mengembangkan lahan ini dalam beberapa tahun ke depan.

Untuk mendanai keberlangsungan pengembangan proyek yang sudah ada, Intiland Development menganggarkan dana belanja modal alias capital expendture Rp 2 triliun. Sumber dana belanja modal berasal dari kombinasi kas internal dan utang bank.

Meskipun rencana ekspansi tahun ini tak terlalu banyak, Intiland Development tetap mencanangkan pertumbuhan kinerja. Perusahaan ini menargetkan marketing sales alias pendapatan pra penjualan Rp 2,5 triliun sepanjang tahun ini.

Harapan Intiland Development, 60% marketing sales tahun ini berasal dari penjualan proyek high rise buildingĀ  alias bangunan bertingkat. Sebagai perbandingan, pada tahun 2015 perusahaan itu mengaku telah mengantongi marketing sales sekitar Rp 1,5 triliun.

Target lain, Intiland Development ingin kontribusi recurring income alias pendapatan berulang tahun ini juga membesar. Strategi mereka dengan memaksimalkan sewa kantor dan bisnis hotel. "Kami juga menargetkan bisa meningkatkan recurring income menjadi 12% dari sebelumnya 9%," harap Suhendro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini