Intip Fokus Mitratel (MTEL) ke Depan Usai Mengakuisisi Menara Indosat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melakukan perjanjian penjualan bersyarat Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) sebanyak 997 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Langkah ini diyakini dapat memperkuat lini usaha menara telekomunikasi perseroan ke depan. 

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan CSPA oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dan CEO IOH Vikram Sinha, yang berlangsung di Jakarta pada Sabtu (18/2). Adapun, transaksi antara Mitratel dan IOH diproyeksikan bakal rampung pada kuartal I-2023.

Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) menyampaikan bahwa kolaborasi ini dapat memperkuat dan memantapkan posisi Mitratel sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara yang independen dan terpercaya.


"Kolaborasi ini juga mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara Mitratel serta menyokong serangkaian usaha Mitratel untuk pengembangan bisnis menjadi end-to-end digital infrastructure company," ungkap Teddy, dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id.

Baca Juga: Raup Laba Rp 1,32 Triliun, Kinerja Astra Otoparts (AUTO) Ditopang Penjualan Barang

Dia melanjutkan, akuisisi ini juga dinilai merupakan penegasan bahwa Mitratel adalah perusahaan penyedia menara yang independen dan sangat dipercaya oleh operator seluler di Indonesia.

Merujuk data internal peruashaan, Mitratel telah mengakuisisi sebanyak 6.088 unit menara telekomunikasi dan 6.012 kilometer (km) fiber optik. Akuisisi ini merupakan usaha Mitratel untuk memantapkan posisi sebagai konsolidator infrastruktur telekomunikasi (menara dan fiber) utama di Indonesia.

Sejalan dengan aksi korporasi akuisisi menara, Mitratel juga menjalankan program peningkatan tenancy ratio melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optik dan layanan satelit, serta penyediaan daya (power to tower) yang akan memberikan dukungan penuh kepada operator telekomunikasi.

Ke depannya, Mitratel pun optimis pendapatan akan tumbuh di atas rata-rata industri dengan adanya aksi korporasi akuisisi ini yang dibarengi dengan peningkatan tenancy ratio. 

Perseroan juga meyakini tingkat profitabilitas yaitu margin EBITDA kian meningkat seiring peluang pertumbuhan kolokasi menara.

Secara konsolidasi, Mitratel pada  sembilan bulan pertama 2022 mencetak margin EBITDA sebesar 78,5%, meningkat dari semula 75,7% pada tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Menakar Dampak Restrukturisasi Utang Waskita Karya (WSKT) Terhadap Bank BUMN

Dengan Margin EBITDA dari segmen penyewaan menara telekomunikasi yang tercatat mencapai 85.2%. Oleh karena itu, akuisisi ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan ratusan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi strategis dalam rentang waktu yang cukup singkat yang tidak dapat dicapai dengan pengembangan organik.

“Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. Mitratel sebagai tower provider akan terus agresif memonetisasi asetnya sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” tutup Teddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi