KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memproyeksikan kinerja pendapatan dan laba naik 20% hingga 25% secara tahunan alias
year on year (YoY) di sepanjang 2023. Ada sejumlah proyek yang akan mendukung kinerja ADHI di tahun ini. Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson menjelaskan, nilai keseluruhan proyek LRT Jabodebek senilai Rp 23 triliun. Adapun proyek ini akan selesai pada Juli 2023. “Adhi Karya akan mengantongi sisa pembayaran termin proyek LRT ini di mana pada Maret 2023 sudah didapat Rp 17,2 triliun,” jelasnya dalam MTH 27 Office Suites di Jakarta, Rabu (15/3).
Maka itu sisa pembayaran termin proyek LRT yang akan didapatkan Adhi Karya setelah
provisional hand over (PHO) atau serah terima proyek kepada PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) senilai Rp 6 triliun.
Baca Juga: Cisarua Mountain Dairy (CMRY) Realisasikan Penggunaan Rp 925 Miliar Dana IPO Entus mengakui, rampungnya proyek LRT Jabodebek ini akan berdampak pada semakin baiknya arus kas perusahaan sehingga dapat membayar bunga bank. Direktur Keuangan Adhi Karya, Agung Dharmawan menjelaskan, di sepanjang tahun ini akan terjadi peningkatan pendapatan dan laba hingga 20%-25% dibandingkan tahun lalu. “Kenaikan kinerja ini karena ditopang perolehan kontrak baru hingga 15% YoY di sepanjang tahun ini,” jelasnya saat dalam kesempatan yang sama. Menurut perhitungan Kontan.co.id jika dibandingkan dengan perolehan kontrak di 2022 senilai Rp 23,7 triliun maka total perolehan kontrak baru Adhi Karya di sepanjang tahun ini senilai Rp 27 triliun. Agung menjelaskan lebih lanjut, kontrak baru tersebut sebanyak 70% diperoleh dari sektor infrastruktur. Adapun proyek dari swasta akan berkontribusi hingga 60% sisanya dari proyek pemerintah sebanyak 40%. Untuk mendukung agenda bisnis di sepanjang tahun ini, Adhi Karya menganggarkan belanja modal senilai Rp 1,5 triliun atau lebih besar dari anggaran capex di 2022 senilai Rp 1 triliun. “Dari capex Rp 1,5 triliun tersebut 75% akan digunakan untuk proyek penyertaan Tol Yogyakarta-Bawen, Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo dan proyek air minum (SPAM) Karian Barat di Lebak, Banten. Sampai dengan Februari 2023, ADHI meraih kontrak baru Rp 4,3 triliun atau tumbuh sebesar 35,5% dibandingkan tahun 2022. Perolehan kontrak baru ini didominasi dari proyek Jalan dan Jembatan sebesar 64%, Gedung 16%, Sumber Daya Air 13% dan sisanya berasal dari Proyek Energi, Properti, Anak usaha lainnya. Baca Juga:
Catur Sentosa (CSAP) Cetak Rekor Kinerja pada 2022, Berikut Pendorongnya Di sepanjang 2022, ADHI mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan (
revenue) sebesar Rp 13,5 triliun atau naik 18% YoY dan laba ADHI menunjukkan peningkatan sebesar 47% yoy menjadi Rp 81,2 miliar.
Terjadi juga perbaikan
leverage dengan total liabilitas ADHI berkurang dari Rp 34,2 triliun di tahun 2021 menjadi Rp31,2 triliun di tahun 2022 atau menurun 9% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, ADHI telah berhasil melakukan
profiling liabilitas jangka pendek menjadi jangka panjang atas obligasi yang dimilikinya. Ekuitas ADHI juga bertambah dari Rp 5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 8,8 triliun di 2022 atau meningkat 56% dibanding tahun sebelumnya. Perbaikan rasio
leverage dari tahun sebelumnya terjadi dimana terdapat penurunan rasio DER Total dari 6,05x di tahun 2021 menjadi 3,53x di tahun 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi